Cara menghitung jurnal penyesuaian– Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan/akun, sehingga menunjukkan keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan.
Mengapa Cara Menghitung Jurnal Penyesuaian Penting?
Jurnal penyesuaian sangat penting dalam proses akuntansi karena memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan andal. Tanpa jurnal penyesuaian, laporan keuangan akan menjadi tidak lengkap dan tidak mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya. Dengan melakukan jurnal penyesuaian secara teratur, perusahaan dapat memastikan bahwa catatan keuangannya selalu mutakhir dan memberikan informasi yang tepat kepada para pemangku kepentingan.
Langkah-langkah Cara Menghitung Jurnal Penyesuaian
Berikut ini adalah langkah-langkah terperinci yang harus Anda ikuti saat menghitung jurnal penyesuaian:
Langkah 1: Identifikasi Transaksi yang Memerlukan Penyesuaian
Tahap pertama dalam menghitung jurnal penyesuaian adalah mengidentifikasi transaksi yang memerlukan penyesuaian. Transaksi ini mungkin termasuk, tetapi tidak terbatas pada, pendapatan yang belum tercatat, biaya yang belum tercatat, aset yang belum tercatat, dan kewajiban yang belum tercatat.
Langkah 2: Analisis Dampak Transaksi terhadap Laporan Keuangan
Setelah mengidentifikasi transaksi yang memerlukan penyesuaian, langkah berikutnya adalah menganalisis dampaknya terhadap laporan keuangan perusahaan. Anda perlu memahami bagaimana transaksi tersebut akan mempengaruhi saldo akun dan laporan keuangan secara keseluruhan.
Langkah 3: Menentukan Jenis Jurnal Penyesuaian yang Diperlukan
Setelah menganalisis dampak transaksi, Anda perlu menentukan jenis jurnal penyesuaian yang diperlukan. Beberapa jenis jurnal penyesuaian umum meliputi penyesuaian pendapatan yang belum tercatat, penyesuaian biaya yang belum tercatat, penyesuaian depresiasi aset, dan penyesuaian pajak penghasilan.
Langkah 4: Mencatat Jurnal Penyesuaian di Buku Besar
Setelah menentukan jenis jurnal penyesuaian yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah mencatat jurnal penyesuaian tersebut di buku besar perusahaan. Anda perlu menggunakan format yang sesuai, yaitu dengan mencatat jumlah yang benar, akun yang relevan, dan keterangan yang jelas untuk setiap jurnal penyesuaian yang dibuat.
Misalnya, jika Anda perlu melakukan penyesuaian pendapatan yang belum tercatat, Anda perlu mencatat jumlah pendapatan yang seharusnya tercatat dan memilih akun pendapatan yang relevan. Kemudian, sertakan keterangan yang menjelaskan alasan dibuatnya penyesuaian tersebut.
Langkah 5: Memperbarui Laporan Keuangan
Setelah jurnal penyesuaian dicatat di buku besar, langkah selanjutnya adalah memperbarui laporan keuangan. Jurnal penyesuaian akan mempengaruhi saldo akun dan akhirnya akan mempengaruhi laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Pastikan Anda memperbarui setiap bagian laporan keuangan yang terpengaruh oleh jurnal penyesuaian. Hal ini akan memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.
Langkah 6: Verifikasi dan Rekonsiliasi
Setelah semua jurnal penyesuaian dicatat dan laporan keuangan diperbarui, langkah terakhir adalah melakukan verifikasi dan rekonsiliasi. Pastikan Anda melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan bahwa semua jurnal penyesuaian tercatat dengan benar dan tidak ada kesalahan yang terjadi.
Lakukan rekonsiliasi antara catatan transaksi awal, jurnal penyesuaian, dan laporan keuangan akhir untuk memastikan konsistensi dan akurasi data.
Cara Membuat Jurnal Penyesuaian dari Neraca Saldo
- Catat semua transaksi
Cara membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo yang bisa Anda lakukan sebelum menyeimbangkan akun perusahaan, maka selalu pastikan Anda memiliki semua catatan semua transaksi uang atau aset yang masuk dan keluar dari akun tersebut.
Dengan memiliki catatan transaksi yang benar, dapat membuat koreksi neraca saldo Anda menjadi lebih mudah.
- Jalankan neraca saldo yang belum disesuaikan
Cara membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo, bisa dengan membuat ringkasan awal dari saldo akun perusahaan, yang memberi Anda pemahaman tentang debit dan kredit yang dimiliki akun tersebut.
Dengan sejumlah informasi ini, dapat memberikan dasar laporan keuangan perusahaan tetapi tidak menentukan transaksi menurut siklus akuntansi.
Untuk melengkapi saldo percobaan yang belum disesuaikan, maka Anda bisa tambahkan saldo semua debit untuk setiap akun. Debit dan kredit juga harus cocok, artinya bisnis harus memiliki akun keuangan yang seimbang.
- Jalankan saldo percobaan yang disesuaikan
Cara membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo selanjutnya, maka sangat penting bagi Anda menjalankan saldo percobaan yang disesuaikan.
Dengan menambahkan kredit dari setiap akun bersama-sama untuk menemukan total kredit, maka Anda bisa tambahkan debit untuk setiap akun bersama dengan total debit.
- Lakukan penyesuaian pada saldo
Cara membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo berikutnya, maka Anda bisa menambahkan penyesuaian, di mana dengan menghapus semua transaksi yang tidak terjadi selama siklus akuntansi yang laporannya telah disiapkan.
Berikut adalah jenis utama penyesuaian yang dilakukan pada neraca saldo:
– Penangguhan
Penangguhan adalah kondisi di mana Anda menghapus transaksi yang tidak termasuk dalam siklus akuntansi yang diimbangi.
– Akrual
Akrual adalah salah satu pembayaran yang harus dibayar oleh bisnis selama siklus akuntansi saat ini tetapi belum dibayar.
– Transaksi tidak ada
Transaksi yang hilang adalah transaksi yang tidak dicatat oleh bisnis pada saat dibuat, di mana saat perusahaan melakukan pembelian bisnis dengan kartu kredit pribadi, perusahaan mungkin harus menyesuaikan transaksi itu nanti.
– Penyesuaian pajak
Penyesuaian ini membantu bisnis menambahkan pengurangan pajak ke transaksi keuangannya.
- Posting entri penutup
Cara membuat jurnal penyesuaian dari neraca saldo, bisa Anda lakukan dengan memposting entri penutup, di mana entri jurnal yang dicatat dalam buku besar, untuk mengembalikan akun sementara ke nol sebelum awal siklus akuntansi baru.
Hal ini sangat penting dilakukan, sehingga memungkinkan Anda untuk mengatur transaksi perusahaan berdasarkan periode, yang membantu Anda menentukan pendapatan bersihnya untuk periode tertentu
Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang
Ada dua jenis metode pencatatan penyesuaian persediaan di perusahaan dagang yaitu metode perpetual dan periodik yang dijelaskan sebagai berikut:
-
Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang Metode Perpetual
Perusahaan yang menggunakan metode perpetual akan membandingkan hasil perhitungan persediaan fisik dengan jumlah persediaan yang tercatat di neraca saldo sebelum penyesuaian.
Apabila terjadi perbedaan jumlah persediaan, maka perusahaan perlu membuat jurnal penyesuaian persediaan.
Jika persediaan fisik kurang dari jumlah persediaan neraca saldo yang belum disesuaikan, ini disebut kekurangan persediaan yang menjadi alasan paling umum untuk entri jurnal penyesuaian
Contoh penyesuaian metode perpetual
- Abadi memiliki nilai persediaan di neraca saldo yang belum disesuaikan sebesar Rp. 45.000.000 dan HPP sebesar Rp. 150.000.000. Setelah dilakukan perhitungan fisik, ditemukan bahwa total persediaan di gudang sebesar Rp. 43.000.000.
Jadi, ada selisih perbedaan jumlah persediaan yang tercatat di neraca saldo sebelum penyesuaian dengan jumlah persediaan yang ada digudang sebesar Rp. 2.000.000 (Rp. 45.000.000 – Rp. 43.000.000).
Kurang persediaan tersebut harus disesuaikan dengan membuat jurnal penyesuaian seperti berikut:
Akun | Debit | Kredit |
Harga pokok penjualan | 2.000.000 | |
Persediaan barang dagangan | 2.000.000 | |
Untuk menyesuaikan inventaris agar sesuai dengan hitungan fisik. |
Setelah membuat jurnal penyesuaian, maka pelaporan akun persediaan barang dagang dan HPP di neraca akan berubah seperti ini:
Akun: Persediaan Barang Dagangan | Debit |
Kredit |
Keseimbangan |
Saldo yang belum disesuaikan | 45.000.000 | ||
Saldo setelah penyesuaian | 2.000.000 | 43.000.000 |
Akun: Harga pokok penjualan | Debit | Kredit | Keseimbangan |
Saldo yang belum disesuaikan | 150.000.000 | ||
Saldo setelah penyesuaian | 2.000.000 | 152.000.000 |
Namun, bagaimana jadinya jika jumlah persediaan barang dagang di gudang lebih besar daripada catatan yang ada di neraca sebelum penyesuaian?
Sebenarnya, hal ini sangat jarang terjadi. Kendati begitu, jika perusahaan mengalami kasus tersebut, maka perusahaan hanya perlu membuat jurnal pembalik.
Caranya dengan menambah total persediaan di sisi debit dan mengurangi saldo HPP di sisi kredit sesuai dengan nilai selisihnya.
-
Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang Metode Periodik
Perusahaan yang menggunakan metode periodik akan mencatat transaksi pembelian maupun penjualan langsung ke akun persediaan.
Pada neraca saldo sebelum penyesuaian, perusahaan hanya akan mencatat akun persediaan yang mewakili saldo akhir periode sebelumnya dan tidak memasukkan saldo untuk periode saat ini. Selain itu, perusahaan juga akan mencatat saldo HPP selama periode berjalan.
Perusahaan melakukan perhitungan secara fisik, hanya untuk menghitung jumlah persediaan yang harus disesuaikan.
Untuk menentukan harga pokok penjualan, perusahaan harus mengetahui:
- Persediaan awal
- Biaya pembelian bersih selama periode tersebut (pembelian + biaya angkut pembelian – diskon pembelian – retur pembelian)
- Persediaan akhir (saldo akhir persediaan yang belum terjual).
Contoh penyesuaian metode periodik
Sebagai ilustrasi, PT. Abadi memiliki informasi neraca saldo yang belum disesuaikan sebagai berikut:
Akun Neraca Percobaan | Debit | Kredit |
Persediaan awal | 24.000.000 | |
Pembelian | 167.000.000 | |
Diskon pembelian | 3.000.000 | |
Retur dan potongan pembelian | 1.000.000 | |
Biaya angkut pembelian | 10.000.000 |
Jumlah neraca saldo yang belum disesuaikan untuk persediaan mewakili persediaan akhir dari periode lalu.
Dalam jurnal penyesuaian awal, perusahaan akan menutup akun terkait pembelian ke dalam persediaan untuk mencerminkan transaksi persediaan untuk periode ini.
Ingat, jurnal berarti membuat saldo menjadi nol dan Anda melakukannya dengan memasukkan entri yang berlawanan dengan saldo di neraca percobaan.
Akun | Debit | Kredit |
Persediaan tersedia* | 173.000.000 | |
Diskon pembelian | 3.000.000 | |
Retur dan potongan pembelian | 1.000.000 | |
Pembelian | 167.000.000 | |
Biaya angkut pembelian | 10.000.000 | |
Untuk menutup pembelian bersih ke dalam persediaan. |
*Pembelian + biaya angkut pembelian – diskon pembelian – retur pembelian = persediaan tersedia
Selanjutnya, perusahaan bisa melakukan pencatatan harga pokok penjualan. Persediaan awal adalah jumlah saldo percobaan yang belum disesuaikan sebesar Rp. 24.000.000.
Persediaan tersedia bersih untuk tahun ini adalah Rp. 174.000.000(dihitung sebagai Pembelian Rp. 167.000.000 + biaya angkut pembelian Rp. 10.000.000 – Diskon pembelian Rp. 3.000.000 – Retur dan potongan pembelian Rp. 1.000.000).
Pada tanggal 31 Desember, perhitungan fisik persediaan barang dagangan adalah Rp. 31.000.000, yang berarti jumlah persediaan tersebut tidak terjual.
Maka ,perusahaan akan menghitung harga pokok penjualan sebagai berikut:
HPP = Persediaan awal + persediaan tersedia – persediaan akhir
HPP = 24.000.000 + 174.000.000 – 31.000.000
HPP =Rp. 167.000.000
Setelah menghitung HPP, perusahaan akan membuat jurnal penyesuaian kedua yang akan meningkatkan (debit) harga pokok penjualan dan mengurangi (kredit) persediaan dan akan terlihat seperti:
Akun | Debit |
Kredit |
Harga pokok penjualan | 167.000.000 | |
Persediaan barang dagangan | 167.000.000 | |
Untuk mencatat harga pokok penjualan untuk periode tersebut. |
Selanjutnya perusahaan akan memposting entri jurnal penyesuaian ini. Perusahaan akan melihat bagaimana akun inventaris barang dagangan berubah berdasarkan transaksi ini.
Jumlah persediaan fisik sebesar Rp. 31.000.000 harus sesuai dengan saldo persediaan akhir yang dilaporkan.
Akun: Persediaan Barang Dagangan | Debit | Kredit | Keseimbangan |
Saldo yang belum disesuaikan | 24.000.000 | ||
(1) Menutup pembelian bersih | 174.000.000 | 198.000.000 | |
(2) Harga pokok penjualan | 167.000.000 | 31.000.000 |
Perhatikan bagaimana saldo persediaan akhir sama dengan persediaan fisik sebesar Rp. 31.000.000 (saldo yang belum disesuaikan 24.000.000 + pembelian bersih 174.000.000 – harga pokok penjualan 167.000.000).
Demikianlah teman-teman pembahasan kita hari ini tentang cara menghitung jurnal penyesuaian, semoga bermanfaat dan jangan lupa di share ke teman-teman yang lain ya.