Satelit titan- Titan adalah satelit alami yang mirip dengan planet. Titan adalah satelit alami terbesar planet Saturnus. Dalam tata surya, Titan adalah satelit terbesar dengan urutan kedua setelah satelit Ganymede planet Jupiter.
Asal usul Titan adalah satelit dari planet, pertama kali ditemukan pada tahun 1655 oleh astronom Belanda Christiaan Huygens.
Dalam modul berjudul Titan (Satelit) yang dipublikasikan Universitas Krisnadwipayana, Titan adalah satu-satunya satelit alami yang memiliki atmosfer padat
Gambar satelit titan
Titan (atau Saturnus VI) adalah satelit alami ellipsoidal keenam sekaligus terbesar dari Saturnus. Satelit ini merupakan satu-satunya satelit alami yang memiliki atmosfer padat, dan satu-satunya objek selain Bumi yang terbukti memiliki cairan di permukaan.
Satelit titan di saturnus
Satelit titan ini sering kali digambarkan sebagai satelit yang mirip planet dan memiliki diameter yang 50% lebih besar dari Bulan, sementara massanya 80% lebih besar.
Satelit ini merupakan satelit terbesar kedua di Tata Surya, setelah satelit Ganimede di Jupiter, dan volumenya lebih besar daripada planet Merkurius.
Titan pertama kali ditemukan pada tahun 1655 oleh astronom Belanda Christiaan Huygens, dan merupakan satelit kelima di Tata Surya yang ditemukan setelah empat satelit milik Jupiter.
Satelit Titan terutama terdiri dari es air dan materi berbatu. Seperti Venus sebelum masa penjelajahan angkasa, atmosfernya yang padat dan buram menyulitkan penyelidikan permukaan
Titan hingga tibanya wahana Cassini-Huygens di Saturnus pada tahun 2004 yang membuka pengetahuan baru seperti penemuan danau hidrokarbon cair di wilayah kutub Titan.
Permukaannya secara geologis masih muda, dan meskipun pegunungan dan beberapa kreo volcano telah ditemukan, hanya sedikit kawah tubrukan yang ditemui.
Atmosfer Titan sebagian besar terdiri dari nitrogen; senyawa-senyawa kecil mengakibatkan pembentukan awan metana dan etana serta kabut organik yang kaya akan nitrogen.
Iklimnya—termasuk angin dan hujan—menghasilkan permukaan yang mirip dengan Bumi, seperti bukit pasir, sungai, danau, dan laut (kemungkinan terdiri dari metana dan etana cair), dan delta, serta didominasi oleh pola cuaca musiman seperti di Bumi.
Karena permukaannya yang mengandung cairan dan atmosfernya yang kaya akan nitrogen, siklus metana Titan dianggap mirip dengan siklus air di Bumi, meskipun suhunya jauh lebih rendah.
Satelit Titan ditemukan pada tanggal 25 Maret 1655 oleh astronom/fisikawan Belanda Christiaan Huygens. Huygens terilhami oleh penemuan empat satelit terbesar Jupiter oleh Galileo pada tahun 1610 dan pemutakhiran teknologi teleskopnya.
Christiaan, dengan bantuan saudaranya Constantijn Huygens, Jr., mulai membangun teleskop sekitar tahun 1650. Christiaan Huygens menemukan satelit pertama yang mengorbit Saturnus dengan teleskop pertama yang mereka bangun.
Huygens dengan mudah menamai penemuannya Saturni Luna (atau Luna Saturni, dalam bahasa Latin berarti “bulan Saturnus”), dan menerbitkannya dalam risalahnya pada tahun 1655, De Saturni Luna Observatio Nova.
Setelah Giovanni Domenico Cassini menerbitkan penemuan empat satelit Saturnus lainnya antara tahun 1673 hingga 1686, astronom mulai terbiasa menamai satelit tersebut dan Titan dengan sebutan Saturnus I hingga V (dengan Titan pada posisi keempat).
Epitet lain yang awalnya digunakan adalah “satelit biasa Saturnus. Titan secara resmi dinomori Saturn VI karena setelah penemuan pada tahun 1789, skema penomoran dihentikan untuk menghindari kebingungan (Titan pernah diberi nomor II, IV, dan VI).
Nama “Titan” diusulkan oleh John Herschel (putra dari William Herschel, penemu Mimas dan Enceladus) dalam terbitan 1847nya Results of Astronomical Observations made at the Cape of Good Hope.
Nama tersebut berasal dari Titan (bahasa Yunani Kuno: Τῑτάν), yang dalam mitologi Yunani merupakan ras dewa-dewi yang kuat dan keturunan dari Gaia dan Uranus serta saudara kandung Kronos.
Orbit Titan (merah) di antara satelit dalam Saturnus lainnya. Satelit di luar orbit meliputi (dari luar ke dalam) Iapetus dan Hyperion; satelit yang ada di dalam adalah Rhea, Dione, Tethys, Enceladus, dan Mimas.
Satelit Titan mengorbit Saturnus setiap 15 hari 22 jam. Seperti satelit lainnya, periode rotasinya sama dengan periode orbitnya; Titan terkunci secara pasang surut dalam rotasi sinkron dengan Saturnus, sehingga salah satu belahan selalu menghadap planet.
Akibatnya, terdapat titik sub-Saturnus di permukaannya, dan di situ Saturnus akan tampak seolah tergantung tepat di atas kepala.
Garis bujur di Titan diukur ke arah barat dari meridian yang melewati titik ini. Eksentrisitas orbitnya tercatat sebesar 0,0288, dan bidang orbitnya ter inklinasi 0,348 derajat relatif terhadap khatulistiwa Saturnus.
Satelit Hyperion yang kecil dan berbentuk tak teratur terkunci dalam resonansi orbit 3:4 dengan Titan. Evolusi resonansi yang lambat—yang seharusnya membuat Hyperion bermigrasi dari orbit yang kacau—dianggap tidak mungkin berdasarkan pemodelan.
Hyperion kemungkinan terbentuk dalam orbit yang stabil, sementara Titan yang besar menarik atau mengeluarkan objek yang mendekatinya.
Demikianlah teman-teman pembahasan kita hari ini tentang satelit titan, semoga bermanfaat dan jangan lupa di share ke teman-teman yang lain ya.