Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wp-pagenavi domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the loginizer domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the schema-and-structured-data-for-wp domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114
Politik Global Amerika Serikat - Akreditasi.org

Politik Global Amerika Serikat

Politik Global Amerika Serikat

Politik Global Amerika Serikat –  Setelah berakhirnya perang dingin pada tahun 1990an, Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan terdepan dalam sistem internasional. 

Supremasi ini sebagian didukung oleh pengakuan global atas posisi Amerika Serikat sebagai negara paling kuat di muka bumi. Supremasi global Amerika juga bertumpu pada sentralitas perannya dalam politik global dan pengaruhnya yang luar biasa terhadap geopolitik sistem internasional. 

Dengan menyebut AS sebagai negara adidaya di dunia, tersirat referensi relasional dan posisi AS sebagai pusat sistem internasional. Ia dianggap sebagai grandmaster urusan internasional. Tulisan ini mengkaji supremasi Amerika Serikat dalam tatanan dunia baru. 

Laporan ini berargumen bahwa sebagai negara adidaya pasca-perang dingin, AS mempunyai pengaruh signifikan terhadap hubungan politik dan pembangunan global yang menjadi ciri sistem internasional yang secara ideologis tidak stabil dan anarkis. 

Wacana mengenai politik global unipolar memperoleh momentum pada era George Bush dengan meningkatnya perdebatan mengenai peningkatan citra negara adidaya Amerika. 

Paradoksnya, peralihan hubungan kekuasaan dunia dari bipolar ke unipolar juga mendorong tumbuhnya globalisasi. 

Politik Global Amerika Serikat meyakini bahwa 

AS bersama dengan Inggris dan 22 negara lainnya yang memprakarsai lahirnya ‘sistem Bretton Woods’ pada Agustus 1944 yang melahirkan tiga lembaga yang menganut pandangan ekonomi liberal. 

Ketiga lembaga tersebut adalah International Monetary Fund (IMF), International Bank for Reconstruction and Developmen (IBRD) yang kemudian dikenal dengan World Bank (Bank Dunia), dan World Trade Organization/WTO.

Sistem Bretton Woods (BW) inilah yang selama beberapa dekade terakhir, terutama pasca-Perang Dunia kedua, yang menjadi rezim ekonomi global dan AS telah menikmati kemakmuran serta mampu meraih supremasi politik globalnya karena dilayani oleh sistem tersebut. 

Ini jugalah salah satu hal yang dikritik Joseph Stiglitz bahwa sistem Betton Woods hanya melayani kepentingan negara-negara maju, Barat dan Eropa . 

Paham ekonomi liberal meyakini bahwa ekonomi akan berjalan dengan baik ketika dibiarkan bebas oleh pemerintah. Semua berjalan sesuai dengan mekanisme pasar. Hal ini berlaku baik itu pada level internasional maupun nasional.

Politik Global Amerika Serikat adalah

Politik luar negeri merupakan aspek penting dalam hubungan internasional. Dalam studi hubungan internasional sendiri, Mahasiswa/i tidak dapat dipisahkan dari mempelajari praktik-praktik politik global yang dilakukan oleh negara di dunia, terutama negara-negara yang berpengaruh.

Amerika Serikat memiliki bentuk pemerintahan republik konstitusional federal yang terdiri dari 50 negara bagian dan sebuah distrik federal. 

Amerika Serikat juga menempatkan posisi ke-4 negara terluas di dunia dengan luas wilayah sebesar 9,8 KM2 dan populasi terbanyak ke-3 sebesar 329 juta jiwa.

Pergeseran ini menyandingkan gambaran persatuan dunia setelah berakhirnya perang dingin dengan rasa haus Amerika yang semakin besar akan dominasi sistem dunia, diikuti dengan kebutuhan Amerika untuk menegaskan kembali diri mereka sebagai bangsa yang paling berkuasa di muka bumi. 

Penjajaran ini menciptakan kontradiksi yang masih terlihat jelas dalam perpecahan yang terjadi dalam sistem internasional unipolar meskipun sistem tersebut sedang berjuang untuk tetap bersatu dalam gaya global. 

Perpecahan yang mulus dalam sistem internasional ini menunjukkan ketimpangan kekuasaan dan hubungan pembangunan yang menjadi ciri unipolaritas ketika Amerika mencoba menavigasi ladang ranjau globalisasi, pembangunan ekonomi, politik dan sosial.

Kritik terhadap unipolaritas dunia berpendapat bahwa perpecahan internal dalam sistem internasional menggambarkan hubungan imperialistik yang melibatkan pemaksaan dan pemaksaan ide-ide pembangunan.

Yang subyektif kepada negara-negara yang tidak menaruh curiga, atau curiga namun tidak berdaya dan tidak berdaya di dunia oleh satu-satunya negara yang paling kuat. 

Pandangan ini didukung oleh fakta sejarah mengenai kesenjangan sosial ekonomi dan geopolitik sistem internasional, ditambah dengan rekam jejak negara-negara pemegang supremasi dunia seperti Inggris. 

Dikatakan bahwa negara-negara adidaya pada masa lalu mendominasi negara-negara lain melalui imperialisme yang mengakibatkan kolonialisme pada abad-abad sebelumnya. 

Sehingga menyebabkan kesenjangan sosio-ekonomi yang tak terhitung banyaknya yang dampaknya masih terasa hingga saat ini dalam perekonomian global. Dominasi AS terhadap dunia tampak lebih bersifat ideologis daripada fisik. 

Namun AS banyak menggunakan kekuatan militernya untuk motif imperialistik dan konsekuensi dari kendali tersebut sudah jelas saat ini dan akan dirasakan selama bertahun-tahun di masa depan bagi generasi dan bangsa. .

Perlunya imperialisme ideologis oleh AS menunjukkan sifat hubungan kekuasaan yang ada dalam sistem internasional. Hal ini juga menyoroti dominasi, pemaksaan dan ketidakstabilan yang ada di dunia meskipun ada tatanan dunia yang unipolar. 

Hal ini juga menggambarkan sifat dominan politik global yang dikendalikan oleh AS. Hal ini merupakan sumber kontradiksi yang mendasari model globalisasi pemerintahan dunia yang bersatu. 

Sejalan dengan hal inilah AS dipandang sebagai pembangun kerajaan imperialistik dalam konteks sistem internasional dan politik global yang lebih luas. 

Posisi AS dalam sistem internasional sebagai negara adidaya menunjukkan kehausannya akan ekspansionisme imperialis. 

Para penentang globalisasi berpendapat bahwa dengan adanya lembaga-lembaga seperti Dana Moneter Internasional (IMF), AS secara serius membentuk dan menegaskan kebijakan luar negerinya yang sangat termiliterisasi di luar batas-batas nasionalnya. 

Para pendukung supremasi AS dalam tatanan dunia baru berpendapat bahwa kehadiran Amerika dan pengaruhnya terhadap politik global adalah sebuah itikad baik karena AS memperkenalkan dan mempromosikan cita-cita demokrasi di titik-titik rawan anarkis dalam sistem internasional. 

Meskipun hal ini masih bisa diperdebatkan, mereka juga berpendapat bahwa dunia menjadi lebih damai dengan intervensi misi penjaga perdamaian militer AS. 

Namun, dengan meningkatnya militerisasi bantuan khususnya di Afrika, tidak sulit untuk mengidentifikasi atribut imperialistik AS dalam politik global. 

Nah itulah informasi yang bisa kami bagikan mengenai Politik Global Amerika Serikat, semoga informasi yang kami bagikan ini bermanfaat untuk kalian semua dan terima kasih telah membaca.      

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *