Epidemiologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari dan menganalisis tentang penyebaran, pola, dan penentu kondisi kesehatan dan penyakit pada populasi tertentu.
Epidemiologi merupakan landasan bagi kesehatan masyarakat, yang membentuk pengambilan keputusan dalam kebijakan publik dan praktik berbasis bukti dengan mengidentifikasi faktor risiko penyakit dan mengidentifikasi tujuan pencegahan penyakit.
Ahli epidemiologi membantu dengan desain studi, pengumpulan dan analisis statistik data, membuat interpretasi, dan menyebarkan temuannya (termasuk sesekali tinjauan sejawat dan tinjauan sistematis).
Epidemiologi telah membantu mengembangkan metodologi yang digunakan dalam penelitian klinis, penelitian kesehatan masyarakat, dan, pada tingkat lebih rendah, penelitian dasar dalam biologi.
Jenis-Jenis Epidemiologi
- Epidemiologi penyakit menular
Ilmu yang memahami perkembangan dan penyebaran penyakit menular tertentu, misalnya COVID-19, serta menyusun langkah efektif untuk mencegah dan mengendalikannya.
- Epidemiologi penyakit kronis
Lingkup epidemiologi yang meneliti, mencari pengobatan, dan menentukan pencegahan penyakit kronis, seperti kanker, diabetes, dan obesitas.
- Epidemiologi lingkungan
Ilmu yang menganalisis tentang bagaimana faktor eksternal individu bisa memengaruhi kesehatan, mulai dari polusi, lingkungan perumahan, stres, dan asupan nutrsi.
- Epidemiologi kekerasan dan cedera
Lingkup epidemiologi yang bertujuan untuk mengatasi dan mengidentifikasi faktor risiko terjadinya cedera yang tidak disengaja dan disengaja, misalnya kecelakaan mobil.
Epidemiologi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi pembuluh darah secara persisten mengalami peningkatan tekanan.
Kekuatan tekanan darah sangat dipengaruhi oleh aktivitas dan banyak faktor lain meliputi faktor predisposisi dan presipitasi seperti umur dan jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik, stress, obesitas dan gaya hidup.
seperti merokok, konsumsi alkohol, dan diet yang tidak sehat Hipertensi juga berhubungan dengan riwayat kesehatan keluarga yang melibatkan gen dan diwariskan mengikuti Mendelian Inheritance Pattern.
Epidemiologi hipertensi secara global diperkirakan mencapai 45% dari populasi dewasa. Di Indonesia sendiri, 34,11% populasi dewasa mengalami hipertensi.
Secara global, diperkirakan lebih dari 1 miliar orang mengalami peningkatan tekanan darah yang masuk kriteria hipertensi. Prevalensi hipertensi yang tinggi ini konsisten pada seluruh golongan sosioekonomi, dengan prevalensi yang meningkat seiring pertambahan usia.
Angka prevalensi hipertensi dapat mencapai 60% pada populasi dengan usia lebih dari 60 tahun. Diperkirakan jumlah pasien dengan hipertensi dalam skala global akan meningkat sekitar 15-20% hingga mencapai 1,5 miliar pada tahun 2025.[1,3,10,14]
Berdasarkan Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018 terhadap 658.201 subjek penelitian dari seluruh provinsi di Indonesia, prevalensi hipertensi menurut diagnosis dokter pada populasi dewasa berada pada angka 8,36%.
Angka ini terlampau jauh dari prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah yang berada pada angka 34,11%.
Data tersebut menunjukkan tingginya prevalensi hipertensi yang belum terdeteksi di masyarakat Indonesia. Selain itu, kepatuhan minum obat secara rutin pada subjek yang telah didiagnosis hipertensi hanya berada pada 54,40%.[15]
Hipertensi tidak langsung menjadi penyebab kematian pada penderitanya, melainkan menjadi faktor yang sangat penting dalam peningkatan kejadian penyakit kardio-serebrovaskular.
Hal ini menyebabkan mortalitas hipertensi secara global menjadi sangat tinggi, di mana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dikaitkan dengan 14,0% dari seluruh kematian di dunia.
Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg juga dikaitkan dengan 40,1% mortalitas akibat penyakit jantung iskemik, 38,1% mortalitas akibat stroke iskemik, dan 42,5% mortalitas akibat stroke hemoragik.[1,3,9]
Berdasarkan penyebabnya hipertensi menjadi hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan hipertensi dimana etiologi patofisiologinya tidak diketahui. Hipertensi jenis ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol.
Berdasarkan literatur > 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi primer. Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis hipertensi primer tersebut.
Hipertensi sering turun-temurun dalam suatu keluarga, hal ini setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetic memegang peranan penting pada pathogenesis hipertensi primer.
Banyak karakteristik genetic dari gen-gen ini yang mempengaruhi keseimbangan natrium, tetapi juga didokumentasikan adanya mutase genetic yang merubah eksresi kallikrein urine, pelepasan nitric oxide, ekresi aldosterone, steroid adrenal, dan angiotensinogen (Yulanda and Lisiswanti, 2017).
Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi deskriptif adalah studi yang ditujukan untuk menentukan jumlah atau frekuensi dan distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu.
Epidemiologi deskriptif umumnya dilaksanakan jika tersedia sedikit informasi yang diketahui mengenai kejadian, riwayat alamiah dan faktor yang berhubungan dengan penyakit.
Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :
- Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat diduga kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.
- Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.
- Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan terhadap masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).
Itulah informasi yang bisa kami bagikan, semoga informasi yang kami bagikan ini bermanfaat untuk kalian semua dan terima kasih telah membaca.