Dalil naqli merupakan landasan utama dalam hukum Islam, yang meliputi Alquran dan hadis. Kedua jenis dalil ini dianggap sebagai wahyu langsung dari Allah SWT dan merupakan otoritas tertinggi dalam menentukan ajaran dan amalan agama Islam.
Dengan memahami dan mengikuti dalil Naqli, umat Islam diharapkan mampu hidup sesuai ajaran agama dan meraih kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
Dalil naqli adalah dalil yang berdasarkan
Penjelasan mengenai “dalil naqli” mencakup pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar dalam Islam, dimana hukum dan ajaran agama bersumber dari dua jenis dalil utama: dalil naqli (dalil dari Al-Quran dan hadis) dan dalil aqli (dalil dari akal).
Dalil Naqli:
Al-Quran : Al-Quran merupakan sumber utama hukum Islam yang dianggap sebagai wahyu langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril. Ayat-ayat Al-Quran dijadikan pedoman dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hukum, etika, dan pengamalan keagamaan.
Hadis: Hadis adalah catatan dan risalah perkataan, perbuatan, dan perjanjian Nabi Muhammad SAW, yang merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an. Hadits memberikan penjelasan lebih lanjut tentang berbagai ajaran dan amalan Islam yang tidak dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur’an.
Posisi dalil Naqli:
Kewibawaan Ilahi: Dalil Naqli dianggap mempunyai kewibawaan yang tinggi karena bersumber langsung dari wahyu Allah SWT. Oleh karena itu, dalam hierarki hukum Islam, Al-Qur’an menempati posisi tertinggi disusul hadis.
Kesatuan Doktrin: Dalil naqli juga menjamin kesatuan ajaran Islam, karena Al-Qur’an dan hadis memberikan kerangka hukum dan praktik yang konsisten yang harus dipatuhi umat Islam.
Penerapan Dalil Naqli:
Ijtihad dan Qiyas: Dalam menjalankan ijtihad (penalaran hukum) atau qiyas (analogi hukum), para ulama sering menyebut dalil naqli sebagai landasan utama dalam menetapkan undang-undang baru atau menyelesaikan permasalahan hukum yang kompleks.
Perkembangan Fiqih: Dalil Naqli juga menjadi landasan perkembangan fiqh, dimana para ulama memanfaatkan Al-Quran dan hadis untuk merumuskan hukum-hukum syariah yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari umat Islam.
Dalil naqli tentang syu’abul iman
“Dalil naqli” yang mengacu pada “Syu’abul Iman” adalah berbagai hadis yang disampaikan Nabi Muhammad SAW dan dicatat dalam kitab hadis.
“Syu’abul Iman” adalah kumpulan hadis-hadis yang memberikan pedoman tentang kriteria atau syarat-syarat iman dalam Islam.
Hadis-hadis ini menjadi sumber penting dalam menetapkan standar keimanan bagi umat Islam dan memberikan arahan tentang bagaimana seorang muslim seharusnya memahami dan mengamalkan iman dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami dan mengikuti “Syu’abul Iman”, umat Islam diharapkan dapat memperkuat iman mereka dan hidup sesuai dengan ajaran agama Islam.
Hadits-hadits tersebut memberikan petunjuk mengenai syarat atau kriteria keimanan yang harus dimiliki seorang muslim. Berikut beberapa contoh hadis yang termasuk dalam “Syu’abul Iman”:
- Hadist Jibril:
Diriwayatkan dari Umar bin Khattab, Rasulullah SAW bersabda:
Islam ada lima: membaca syahadat, mendirikan shalat, membayar zakat, puasa di bulan Ramadhan, dan haji ke Baitullah bagi yang mampu, dan keimanan ada enam: beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-Nya. , hari akhir, dan percaya pada nasib baik dan buruk.” (HR.Muslim)
- Hadist Anas bin Malik:
Rasulullah SAW bersabda:
Barangsiapa mempunyai tiga sifat, maka dia akan merasakan manisnya iman: jika Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari seluruh makhluk,
jika dia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan jika dia benci kembali ke kekafiran setelah Allah menyelamatkannya sebanyak itu. karena dia benci dilemparkan ke dalam api kejahatan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
- Hadist Abu Hurairah :
Rasulullah SAW bersabda:
Iman terdiri dari enam puluh cabang. Cabang tertinggi adalah mengucapkan La ilaha illallah, dan cabang terendah adalah menjauhkan duri dari jalan. Dan rasa malu adalah cabang dari iman. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
- Hadist Abu Hurairah:
Rasulullah SAW bersabda:
“Iman yang benar ada detailnya dan amalan syahadat membersihkan hati. Dan kebaikan yang hakiki adalah akhlak yang mulia, dan dosalah yang menjadikan jiwa resah, dan sesungguhnya kamu akan heran terhadap amalanmu.” (HR.Muslim)
Sekian dulu ya teman-teman pembahasan kita hari ini tentang DALIL NAQLI, semoga bermanfaat ya dan jangan lupa di share ke teman-teman yang lain ya.