Komunikasi Interpersonal Bidang Kesehatan

Komunikasi Interpersonal Bidang Kesehatan

Komunikasi Interpersonal Bidang Kesehatan – Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antara dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.

Wayne Pace dikutip dalam bukunya Hafied Cangara mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi atau communication interpersonal merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung.

Menurut Joseph A. Devito dalam Effendy, komunikasi interpersonal adalah Penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.

Beda lagi pendapat dari Deddy Mulyana, yang menyatakan bahwa komunikasi interaksional adalah bentuk kegiatan komunikasi yang kerap dilakukan oleh manusia adalah komunikasi interpersonal yaitu komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik secara verbal maupun non verbal.

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih dari suatu kelompok manusia kecil dengan berbagai efek dan umpan balik (feedback).

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk verbal atau nonverbal, seperti komunikasi pada umumnya komunikasi interpersonal selalu mencakup dua unsur pokok yaitu isi pesan dan bagaimana isi pesan dikatakan atau dilakukan secara verbal atau nonverbal.

Dua unsur tersebut sebaiknya diperhatikan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan situasi, kondisi, dan keadaan penerima pesan. Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif bukan pasif.

Komunikasi interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim kepada penerima pesan, begitu pula sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim dan penerima pesan.

Komunikasi interpersonal bukan sekedar serangkaian rangsangan-tanggapan, stimulus-respon, akan tetapi serangkaian proses saling menerima, penyerahan dan penyampaian tanggapan yang telah diolah oleh masing-masing pihak.

Fungsi komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal adalah berusaha meningkatkan hubungan insani, menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

Komunikasi interpersonal, dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan di antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat seseorang bisa memperoleh kemudahan dalam hidupnya karena memiliki pasangan hidup.

Melalui komunikasi interpersonal juga dapat berusaha membina hubungan baik sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik yang terjadi.

Fungsi lain dari komunikasi interpersonal adalah mengenal diri sendiri dan orang lain, komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk mengetahui lingkungan kita secara baik, menciptakan dan memelihara hubungan baik antar personal.

Mengubah sikap dan perilaku, bermain dan mencari hiburan dengan berbagai kesenangan pribadi, membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah.

Komunikasi interpersonal memiliki ciri-ciri tetap yaitu komunikasi interpersonal adalah verbal dan nonverbal.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses pengembangan, Komunikasi interpersonal mengandung umpan balik, interaksi dan koherensi, Komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu, Komunikasi interpersonal adalah kegiatan aktif, Komunikasi interpersonal saling mengubah.

Ciri-ciri komunikasi interpersonal terdiri dari:

  • Keterbukaan (Openness)

Komunikator dan komunikan saling mengungkapkan ide atau gagasan bahkan permasalahan secara bebas (tidak ditutup-tutupi) dan terbuka tanpa rasa takut atau malu. Keduanya saling mengerti dan saling memahami.

Dalam hal ini perawat sebagai komunikator dan pasien sebagai komunikan, dan diharapkan antara perawat dan pasien harus saling terbuka agar tercapai komunikasi interpersonal yang baik.

  • Empati (Empathy)

Segala kepentingan yang dikomunikasikan ditanggapi dengan penuh perhatian oleh kedua belah pihak, terutama perawat berempati dengan keadaan pasien yang sedang sakit dan mengharapkan bantuan dan perhatian pasien.

  • Dukungan (Supportiveness)

Setiap pendapat, ide atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Dukungan membantu seseorang untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan aktivitas serta meraih tujuan yang diinginkan.

Begitu juga seorang perawat memberikan dukungan dan semangat kepada pasien, menyarankan makan dan minum obat teratur, untuk meraih keinginan pasien yaitu sembuh dari sakit.

  • Rasa positif (Positiveness)

Tanggapan pertama yang positif, maka akan lebih mudah untuk melanjutkan percakapan selanjutnya. Rasa positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk curiga atau berprasangka buruk yang dapat mengganggu jalinan komunikasi interpersonal.

Oleh karena itu perawat diharapkan untuk tidak berprasangka buruk terhadap pasien dan begitu juga sebaliknya.

  • Kesamaan (Equality)

Komunikasi akan menjadi lebih akrab dan jalinan pribadi akan menjadi kuat apabila memiliki kesamaan tertentu, seperti kesamaan pandangan, sikap, usia dan kesamaan ideologi, dan sebagainya.

  • Hubungan interpersonal

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cepat persepsi tentang orang lain dan persepsi dirinya.

Sehingga semakin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi. Jalaluddin Rakhmat memberikan catatan bahwa terdapat tiga faktor antar pribadi yang menumbuhkan hubungan komunikasi interpersonal yang baik yaitu percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka.

Menurut De Vito, hubungan komunikasi interpersonal terbina melalui tahap-tahap pengembangan yaitu:

  • Kontak, pada tahap ini alat indera sangat diperlukan untuk melihat mendengar, dan membaui seseorang. Bila pada tahap kontak terbina persepsi yang positif maka akan membawa seseorang pada hubungan yang lebih erat yaitu persahabatan, saling terbuka dan penuh kehangatan.
  • Keterlibatan, adalah tahap pengenalan lebih jauh, mengikatkan diri kita untuk mengenal orang lain dan mengungkapkan diri.
  • Keakraban, pada tahap ini kita mengikat diri lebih jauh lagi bagaimana seseorang dapat menjadi sahabat yang baik.
  • Pengrusakan, tahap ini terjadi penurunan hubungan, dimana ikatan antara kedua pihak melemah.
  • Pemutusan, tahap ini terjadi pemutusan ikatan yang mempertalikan keduanya. Apabila komunikasi interpersonal terjalin tidak baik, maka akan terjadi pemutusan, misalnya perawat tidak melayani pasien dengan baik maka akan terjadi pemutusan, dan pasien tersebut tidak akan mau berobat kerumah sakit tersebut.

Berdasarkan paparan tersebut diharapkan perawat dapat menjalin hubungan komunikasi interpersonal yang baik kepada pasien. Hubungan interpersonal perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak.

Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik), gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi. Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi.

Dalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapi berbagai hambatan. Kendala dalam kegiatan komunikasi yang

manapun tentu akan mempengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada pada komunikasi massa jenis hambatannya relatif lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi massa.

Perlu diketahui juga, bahwa komunikan harus bersifat heterogen. Setiap individu memiliki cara berpikir yang berbeda, terutama dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Ada yang bersikap santai, ada yang bersikap cuek seperti tidak memiliki masalah, bahkan ada yang menyikapi sesuatu dengan emosi.

Hal ini dipengaruhi karena masing-masing individu memiliki karakteristik yang berbeda, cara berkomunikasi yang berbeda, dan terkadang semua itu menjadi masalah dalam kehidupan sehari hari.

Hal ini sering menjadi penghambat dalam menciptakan komunikasi yang efektif, sikap emosional yang berlebihan bagi masing-masing individu saat menghadapi situasi tertentu dapat memperburuk proses komunikasi.

Suatu ketika terdapat sedikit masalah yang sebenarnya sepele, dan mestinya bisa diselesaikan dengan baik. Akan tetapi jika disikapi dengan emosional, maka hal itu akan menjadi bumerang dan akan memperkuat ego dari individu tersebut yang akan berdampak pada terhambatnya proses komunikasi yang efektif.

Contoh Komunikasi Interpersonal Dalam Bidang Kesehatan

Berbicara tentang komunikasi, terutama komunikasi untuk sistem pelayanan adalah hal yang dibutuhkan di setiap proses kehidupan seperti di sebuah rumah sakit.

Rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat pengaduan bagi setiap kalangan masyarakat baik yang kaya, kurang mampu atau sistem mandiri sekalipun seharusnya juga mendapatkan pelayanan yang sama.

Lalu, apa fungsi komunikasi interpersonal agar menciptakan pelayanan kesehatan yang baik. Secara teori, komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dijalin antar pribadi. Dan diharapkan komunikasi tersebut mendapatkan umpan yang baik kembali.

Sementara, menurut Mulyana komunikasi interpersonal atau antar pribadi adalah komunikasi antar orang secara tatap muka atau berhadapan langsung yang memungkinkan setiap pelakunya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.

Perkembangan dunia kesehatan saat ini tidak bisa dilepaskan dari ilmu komunikasi, berbagai aktivitas yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan, maupun perawat semua bersentuhan dengan ilmu komunikasi.

Di era saat ini banyak rumah sakit tertentu yang mendapatkan nilai plus dari masyarakat karena memiliki pelayanan yang baik, tidak selalu soal fasilitas, pelayanan yang baik turut menentukan pilihan dan kenyamanan pasien.

Dapat disimpulkan, bentuk komunikasi antar pribadi sangat penting untuk diterapkan oleh pelayanan tenaga kesehatan. Orang yang sedang sakit lalu berobat tidak hanya ingin diobati lalu di beri obat begitu saja. Mereka pasti juga menuntut pelayanan yang ramah dan baik.

Tetapi pada kenyataan nya, masih banyak tenaga kesehatan yang sangat minim untuk melayani seorang pasien dengan baik. Bahkan, ada sebuah kasus viral yang beredar di salah satu media pemberitaan di televisi akhir-akhir ini tentang seorang Ibu yang sedang melahirkan.

Namun, di marahi oleh suster yang sedang menangani nya dikarenakan Ibu tersebut berteriak hingga dianggap mengganggu pasien lainnya di rumah sakit tersebut saat melahirkan.

Lalu siapakah yang salah dari kejadian tersebut? Baik, mari kita lihat dari sisi Ibu yang melahirkan, memang benar kita tidak boleh mengganggu ketertiban pasien lainnya di rumah sakit.

Tetapi, apakah tindakan dari tenaga kesehatan yang memarahi tersebut merupakan perilaku yang sudah benar. Padahal berteriak di saat melahirkan bukan kah tindakan yang normal? Atau bukan kah ruangan melahirkan itu tidak di dekat dan bergabung dengan ruangan inap pasien lainnya?

Sungguh disayangkan dari kejadian tersebut. Oleh karena itu, komunikasi interpersonal dengan pasien itu juga perlu dibangun. Sebab komunikasi Interpersonal adalah sarana paling nyaman untuk tenaga kesehatan melakukan pendekatan dengan pasiennya.

Sebagaimana yang ditegaskan di awal, kedekatan antara tenaga kesehatan dan pasien akan melahirkan kenyamanan bahkan semangat untuk sama-sama berjuang.

Kedekatan ini pun berperan penting dalam hubungan antar keduanya sehingga dapat memperoleh istilah kata yang sering kita dengar yakni sama-sama enak.

Dan, dilihat dari sisi perawat tersebut mungkin dia hanya ingin menjalankan prosedur operasional di rumah sakit itu jadi didalam kasus ini perlu pengembangan lebih lanjut serta pembelajaran bagi tenaga kesehatan dalam melayani pasien.

Walaupun dinilai memiliki pro dan kontra dilihat dari kasus ini mungkin pihak rumah sakit juga harus lebih di persiapkan lagi ruangan melahirkan dengan kedap suara atau ruangan yang jauh dari beberapa kamar inap pasien lainnya.

Tidak hanya kinerja secara operasional saja yang dibutuhkan oleh tenaga kesehatan, tetapi juga bentuk lah komunikasi yang nyaman dengan pasien. Seperti bisa dengan mengucapkan salam, memperkenalkan diri, atau menanyakan kabar pasien terlebih dahulu.

Perlakuan seperti itu dapat membuat pasien merasa nyaman dan percaya akan tindakan yang akan diberikan kepada diri nya.

Kemudian, seorang tenaga kesehatan dapat menjelaskan tindakan apa yang akan dilakukan lalu menanyakan perasaan pasien setelah dilakukannya sebuah tindakan. Tindakan-tindakan tersebut lah yang seharusnya di punyai oleh seorang dokter, perawat atau pelayanan di Rumah Sakit sekalipun. Berperilaku ramah, sopan, dan mengayomi adalah bentuk terbaik dari sebuah pelayanan itu sendiri.

Demikianlah pembahasan mengenai komunikasi interpersonal bidang kesehatan. Semoga bermanfaat untuk kita bersama, sekian terima kasih.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *