Pupuk Kompos: Membuat Tanah Subur dan Lingkungan yang Sehat

Pupuk Kompos

Pupuk Kompos – Pupuk ini adalah salah satu jenis pupuk organik yang dikenal luas oleh masyarakat, khususnya yang aktif pada kegiatan pertanian.

Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. 

Untuk membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa material organik dan organisme pengurai. Organisme pengurainya bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.

Teknologi pengomposan dikembangkan dari proses penguraian material organik yang terjadi di alam bebas. Terbentuknya humus di hutan merupakan salah satu contoh pengomposan secara alami. 

Prosesnya berjalan sangat lambat, bisa sampai berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Kemudian umat manusia memodifikasi proses penguraian material organik tersebut. Sehingga pengomposan yang dikelola manusia bisa dilakukan dalam tempo yang lebih singkat.

Pupuk kompos berasal dari 

Pupuk kompos berasal dari penguraian sampah organik seperti dedaunan. Kompos disebut juga sebagai pupuk yang terdiri atas daun, jerami, alang-alang, rumput, dedak padi, batang jagung, sulur, dan bahan organik lain.

Pengomposan sebenarnya bisa terjadi secara alami. Namun ketika ada tindakan dari manusia seperti penambahan mikroorganisme pengurai, pengomposan terjadi lebih cepat. 

Kemudahan cara pembuatan dan kandungan hara yang terdapat dalam kompos membuat banyak petani mulai tertarik menggunakan pupuk organik ini.

Apa itu Pupuk Kompos?

Pupuk kompos adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses penguraian alami bahan-bahan organik seperti sisa makanan, daun kering, rumput, dan limbah pertanian. Proses ini melibatkan dekomposisi mikroorganisme seperti bakteri dan cacing tanah, yang menguraikan bahan organik menjadi humus yang kaya nutrisi.

Manfaat Pupuk Kompos

1. Meningkatkan Kesuburan Tanah

Pupuk kompos merupakan sumber nutrisi alami yang kaya akan unsur hara. Ketika digunakan secara teratur, pupuk kompos dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan menyediakan nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Nutrisi ini esensial bagi pertumbuhan tanaman dan dapat meningkatkan hasil panen yang sehat.

2. Meningkatkan Struktur Tanah

Pupuk kompos membantu meningkatkan struktur tanah yang baik. Dalam tanah yang subur, partikel tanah membentuk agregat yang longgar, memungkinkan sirkulasi udara dan air yang baik. Hal ini memfasilitasi pertumbuhan akar yang kuat dan memungkinkan tanah menyerap dan menyimpan air dengan efisien.

3. Meningkatkan Kapasitas Penyimpanan Air

Dalam iklim yang kering, pupuk kompos dapat menjadi solusi yang baik untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan air tanah. Struktur tanah yang baik yang dihasilkan oleh pupuk kompos mampu menahan lebih banyak air, mengurangi kehilangan air karena penguapan, dan mempertahankan kelembaban yang dibutuhkan oleh tanaman.

4. Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia

Pupuk kompos merupakan alternatif yang ramah lingkungan untuk pupuk kimia. Dengan menggunakan pupuk kompos, Anda dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan dan kualitas air tanah. Pupuk kompos juga membantu membangun keseimbangan biologis dalam tanah, yang mendukung keberlanjutan lingkungan.

Cara Membuat Pupuk Kompos

Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat pupuk ini yang berkualitas:

1. Pilih Tempat Kompos

Pilih tempat yang cocok untuk membuat kompos. Tempat yang ideal adalah area dengan akses sinar matahari yang cukup dan drainage yang baik.

2. Pilih Bahan Organik

Pilih bahan organik yang akan digunakan dalam pembuatan kompos. Beberapa bahan yang dapat digunakan termasuk sisa makanan, daun kering, rumput, jerami, dan serbuk gergaji kayu.

3. Persiapan Bahan

Potong atau hancurkan bahan organik agar lebih mudah terurai. Bahan yang terlalu besar akan memperlambat proses dekomposisi.

4. Tumpuk Bahan Organik

Mulailah dengan menumpuk bahan organik secara berlapis. Pastikan setiap lapisan terdiri dari bahan yang berbeda, seperti sisa makanan, daun kering, dan rumput.

5. Biarkan Terurai

Biarkan tumpukan bahan organik terurai selama beberapa minggu atau bulan. Selama periode ini, pastikan untuk menjaga kelembaban tumpukan dengan menyiraminya secara teratur.

6. Pemrosesan dan Penyaringan

Setelah terurai dengan baik, proses pupuk kompos dapat dipercepat dengan memproses dan menyaringnya. Proses ini akan menghasilkan pupuk kompos yang lebih halus dan mudah digunakan.

Pupuk kompos adalah pupuk yang terbuat dari 

Pemupukan merupakan salah satu cara agar tanaman tumbuh dengan subur. Pupuk yang digunakan beragam, salah satunya pupuk ini . 

Seperti kita ketahui, pupuk ini termasuk ke dalam jenis pupuk organik. Maka dari itu, bahan-bahan untuk pembuatan kompos pun tidak jauh dari sampah organik, antara lain: 

  1. Tanaman sisa atau limbah panen (batang dan tongkol jagung, batang dan daun pisang, jerami dan sekam, daun dan kulit kopi, batang kering sehabis panen dari kacang-kacangan atau umbi-umbian), 
  2. Rerumputan, semak belukar, tanaman pelindung (turi, lamtoro, titonia, dan lain-lain), 
  3. Limbah organik rumah tangga (kupasan sayuran, sisa buah-buahan, air cucian ikan dan ayam, isi perut ikan dan ayam, dan lain-lain), 
  4. Limbah peternakan (kotoran hewan, urin hewan, sisa pakan hewan), Limbah agroindustri (limbah pabrik gula, limbah kedelai industri tahu dan tempe, kelapa sawit, dan lain-lain), 
  5. Kapur pertanian (kulit kerang, terak baja, dolomit).

Sebenarnya kompos dapat diolah dengan sendirinya (alamiah), tetapi proses tersebut memakan waktu yang sangat lama. Selain bahan utama yang digunakan dalam pembuatan kompos, bahan dekomposer sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses pengomposan. 

Adapun contoh dekomposer adalah sekam padi, serbuk gergaji, gula pasir, dan air. Selain itu, bonggol pisang, sisa buah-buahan, dan rebung juga dapat digunakan sebagai dekomposer.  

Sekam padi berfungsi untuk meningkatkan tekstur kualitas kompos dan mengurangi kelebihan air. Gula pasir berfungsi untuk sumber energi mikroorganisme pengurai. 

Kemudian, air berfungsi untuk membantu kelembaban tanah. Namun, jika kalian ingin lebih simple, kini sudah banyak dekomposer yang dijual di toko-toko pertanian sekitar kita.

Pupuk kompos memiliki manfaat antara lain:

  1. Memperbaiki struktur tanah berlempung menjadi ringan, 
  2. Memperbesar daya ikat tanah berpasir, 
  3. Meningkatkan daya ikat tanah dengan unsur hara dan air, 
  4. Memperbaiki drainase tanah,
  5. Mengandung banyak unsur hara bagi tanaman, 
  6. Membantu proses pelapukan bahan mineral, 
  7. Memasok bahan makanan untuk mikroba, 
  8. Menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan.

Jenis-Jenis Pupuk Kompos :

  1. Pupuk kompos aerob

Pupuk kompos aerob dibuat melalui proses biokimia yang melibatkan oksigen. Bahan baku utama pembuatan pupuk kompos aerob adalah sisa tanaman, kotoran hewan atau campuran keduanya. 

Proses pembuatannya memakan waktu 40-50 hari, untuk lebih jelasnya silahkan baca cara membuat kompos. Lamanya waktu dekomposisi tergantung dari jenis dekomposer dan bahan baku pupuk.

  1. Pupuk bokashi

Pupuk bokashi merupakan salah satu tipe pupuk kompos anaerob yang paling terkenal. Ciri khas pupuk bokashi terletak pada jenis inokulan yang digunakan sebagai starter-nya, yaitu  efektif mikroorganisme (EM4) . 

Inokulan ini terdiri dari campuran berbagai macam mikroorganisme pilihan yang bisa mendekomposisi bahan organik dengan cepat dan efektif. Untuk mengetahui cara membuatnya, silahkan baca artikel cara membuat pupuk bokashi.

  1. Vermikompos

Vermikompos merupakan salah satu produk kompos yang memanfaatkan makroorganisme sebagai pengurai. Makroorganisme yang digunakan adalah cacing tanah dari jenis Lumbricus atau jenis lainnya. 

Vermikompos dibuat dengan cara memberikan bahan organik sebagai pakan kepada cacing tanah. Kotoran yang dihasilkan cacing tanah inilah yang dinamakan vermikompos. Jenis organisme lain yang bisa digunakan untuk membuat kompos adalah belatung.

  1. Pupuk organik cair

Pupuk organik cair merupakan pupuk ini yang dibuat dengan cara pengomposan basah. Prosesnya bisa berlangsung aerob ataupun anaerob. Pupuk organik cair dibuat karena lebih mudah diserap oleh tanaman. 

Dari beberapa praktek, pupuk organik cair lebih efektif diberikan pada daun dibanding pada akar (kecuali pada sistem hidroponik). Penyemprotan pupuk organik cair pada daun harus menggunakan takaran atau dosis yang tepat. 

Pemberian dosis yang berlebihan akan menyebabkan kelayuan daun dengan cepat. Untuk mengetahui cara membuatnya silahkan baca cara membuat pupuk organik cair.

Nah, itulah informasi yang bisa kami bagikan mengenai pupuk kompos, semoga informasi yang kami bagikan ini bermanfaat dan terima kasih telah membaca.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *