Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wp-pagenavi domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the loginizer domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the schema-and-structured-data-for-wp domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114
Jurnal Refleksi Modul 1.1 Dan 2.1 CGP - Akreditasi.org

Jurnal Refleksi Modul 1.1 Dan 2.1 CGP

Jurnal Refleksi

Jurnal refleksi adalah catatan sesudah kita mengajar di kelas tentang kelebihan dan kekurangan kita mengajar di kelas yang kita kunjungi, baik tentang metode mengajar yang digunakan, perangkat yang digunakan, situasi kelas, cara mengatasi siswa dan lain-lain.

Jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.1 

Jurnal Refleksi dwimingguan ini merupakan cerminan diri sendiri selama mempelajari modul 1.1.

  1. Fact (Peristiwa)
  • Kegiatan guru penggerak angkatan 6 yang saya jalani ini diawali dengan pembekalan secara langsung (tatap muka) yang dilaksanakan di Gedung PGRI, Jalan Boulevard GDC Depok, Pada hari Selasa, tanggal 23 Agustus 2022, pukul (13.00-15.00 WIB). Kegiatan pembekalan ini diikuti oleh calon guru penggerak angkatan 6 dari Kota Depok yang dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Bapak Wijayanto, API, M.Si dan pengawas pembina Dinas Pendidikan Kota Depok diantaranya Ibu Listyawati, M.Pd, Ibu Dessi Idiawati, dan Ibu Atik. Pada kegiatan pembekalan ini dijelaskan bagaimana alur yang dijalani yaitu alur MERDEKA, bagaimana menggunakan LMS, gambaran secara garis besar modul yang dipelajari, dan motivasi yang diberikan kepada calon guru penggerak angkatan 6 khususnya di Kota Depok.
  • Satu hari setelahnya tepatnya pada hari Rabu, tanggal 24 Agustus 2022, pukul 10.00 WIB sebelum pembukaan kelompok calon guru penggerak angkatan 6 kelompok A2 yang di fasilitatif oleh Bapak Lalu Mudzhar dan pengajar praktik Ibu Yeti Meriani mengadakan tatap maya melalui zoom yang difasilitasi oleh Ibu Sukmawati dari SMPN 9 Depok untuk saling memperkenalkan diri satu sama lain. Masih di hari Rabu, tanggal 24 Agustus 2022 pukul 11.00 WIB dilanjutkan dengan pembukaan secara resmi Pendidikan guru penggerak oleh DITJEN GTK KEMDIKBUD RI. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, tampilan video tentang pengalaman guru penggerak, dan pembukaan secara resmi Pendidikan guru penggerak angkatan 6 oleh Bapak Dr. Iwan Syahril, Ph. D. selaku Direktur Jenderal Pendidikan anak usia dini, Pendidikan dasar dan Pendidikan menengah. Kemudian dilanjutkan dengan orientasi Pendidikan guru penggerak oleh BBGP dan BGP. Peristiwa ini merupakan titik awal saya untuk lebih mampersiapkan diri lagi secara fisik dan psikis karena melihat rangkaian kegiatan Pendidikan guru penggerak yang amat panjang selama 6 bulan ke depan dengan alur MERDEKA sebanyak 10 modul.
  • Pada tanggal 29 Agustus 2022 kegiatan yang dilaksanakan adalah pre test yang harus dikerjakan dengan batas waktu satu jam setelah kegiatan pre test dibuka. Pada tanggal 30 Agustus 2022 alur MERDEKA yang pertama yaitu mulai dari diri dan memberikan refleksi kritis tentang filosofi pemikiran KHD. Pada tanggal 31 Agustus 2022 eksplorasi konsep bersama dengan fasilitator kami Bapak Lalu Muhzar berdasarkan waktu yang sudah disepakati bersama di kelas A yaitu pukul (10.00 – 12.30). Pada tanggal 1 September 2022 kegiatan yang kami lakukan adalah ruang kolaborasi di bagi menjadi 2 kelompok untuk mendiskusikan kekuatan sosio-kultural yang ada di daerah kami yang sesuai dengan filosofi pemikiran KHD dan implementasinya di sekolah masing-masing. Pada tanggal 2 September 2022 kegiatan yang kami lakukan adalah mempresentasikan dalam ruang kolaborasi yang pada hari sebelumnya sudah kami diskusikan. Pada tanggal 3 September 2022 kegiatan yang kami lakukan adalah lokakarya orientasi yang diawali dengan kegiatan pembukaan secara bersama dengan calon guru penggerak angkatan 6 bersama dinas provinsi Jawa Barat dan Dinas Pendidikan Kota Depok, yang dilanjutkan dengan pengajar praktik Ibu Yeti Meriani, dengan agenda perkenalan diri dan kesepakatan kelas, harapan dan kekhawatiran perjalanan guru penggerak, posisi diri, dan rencana pengembangan diri, pengenalan portfolio digital, refleksi dan penutup. Kegiatan ini dimulai pukul (08.00 – 16.15 WIB). Kegiatan ini juga selain diikuti oleh CGP, PP, Kepala sekolah, dan pengawas pembina. Pada tanggal 5 dan 6 September 2022 kegiatan kami adalah membuat karya demonstrasi kontekstual yang harus diunggah dalam LMS. Pada tanggal 7 dan 8 September 2022 kegiatan kami adalah kolaborasi pemahaman dan koneksi antar materi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang diunggah dalam LMS. Pada tanggal 9 September 2022 mengikuti elaborasi pemahaman bersama instruktur bersama Ibu Ade Mutiarawati pada pukul (13.00 – 15.30 WIB). Akhir dari alur merdeka pada modul 1.1 ini adalah aksi nyata dan menuliskan jurnal refleksi dwimingguan.
  • Kesulitan dan hambatan saya ketika mengikuti pembelajaran pada dua minggu ini adalah pertama pengaturan jadwal antara tugas mendidik dan kegiatan sebagai calon guru penggerak, kedua terkadang terkendala sinyal internet yang tidak stabil dalam mengunggah tugas, dan ketiga pengaturan waktu dalam penyelesaian tugas-tugas yang ada di LMS.
  • Cara yang saya lakukan untuk mengatasi kesulitan yang saya alami adalah yang pertama terkait pengaturan jadwal antara mendidik dan kegiatan sebagai calon guru penggerak adalah mendiskusikan dengan kepala sekolah dan bagian kurikulum dan penyelesaiannya kurikulum mengosongkan jadwal saya pada pukul 10.00 – 12.30 WIB dan menggantikannya di waktu yang lainnya untuk mengisi kelas. Kedua, saya memilih waktu ketika sinyal internet dalam keadaan stabil untuk mengunggah tugas, dan ketiga ketika ada waktu luang ataupun di sela waktu istirahat saya sempatkan untuk menyelesaikan tugas-tugas di LMS agar dapat memenuhi tenggat waktu yang diminta.

2. Feelings (perasaan)

  • Perasaan saya di awal pada saat mengikuti rangkaian kegiatan pendidikan guru penggerak adalah kaget sekali karena tugas-tugas yang harus diselesaikan bahkan ada yang tenggat waktunya dibatasi hanya satu hari sampai pukul 23.59, belum lagi tugas-tugas yang lainnya di sekolah yang harus saya selesaikan. Beberapa hari saya ikuti bersama Fasilitator kami Bapak Lalu Muhzar dan Pengajar Praktik kami Ibu Yeti Meriani yang selalu mendampingi dan memberikan motivasi kepada kami calon guru penggerak memberikan kami semangaat untuk belajar dan dapat memnyelasaikan tugas-tugas kami. Selain itu juga teman-teman rekan sejawat calon guru penggerak angkatan 6 yang saling menguatkan dan memberikan semangat sehingga kami sedikit demi sedikit dapat mengikuti alur MERDEKA dan mulai terbiasa dengan alur yang ada.
  • Perasaan saya sebagai calon guru penggerak yang telah melalui dua rangkaian tes sebelumnya sampai lolos pada tahap ini dan mengikuti kegiatan pembelajaran pada modul 1.1 ini merasa sangat senang dan bersyukur karena dapat memperoleh ilmu yang sebelumnya saya belum pelajari tentang filosofi pemikiran KHD yang dipelajari bersama fasilitator, pengajar praktik, instruktur, dan bersama dengan teman-teman calon guru penggerak lainnya menambah wawasan saya dan kekhasan terhadap kondisi sosio-kultural masing-masing yang dapat dibawa ke sekolah untuk menebalkan laku peserta didik.
  • Perasaan saya ketika mengimplementasikan filosofi pemikiran KHD di kelas adalah sangat senang, dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik saya melihat peserta didik saya bersemangat dalam mengikuti pembelajaran IPA. Saya menerapkan aksi nyata bermain sambil belajar pada materi persilangan monohibrid dominan di mana peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dengan menggunakan kancing genetika untuk membuktikan hukum mendel I, dengan salah satu peserta didik ditutup matanya mereka sangat senang dan antusias. Saya juga menerapkan pembelajaran yang kolaboratif melalui diskusi dan presentasi. Peserta didik belajar untuk bertanggung jawab terhadap kelompoknya menyelesaikan lembar kerja diskusi dan melatih komunikasi dengan teman kelompoknya maupun dengan teman lainnya. Dengan mengenali karakteristik peserta didik juga saya dapat menerapkan pembelajaran dengan tutor sebaya, melalui salah satu peserta didik yang lebih memahami materi dapat menjelaskan kepada teman yang lainnya. Saya merasakan peserta didik bersemangat menjelaskan kepada teman-temannya dan peserta didik yang dijelaskan pun merasa senang dengan begitu pembelajaran dapat berpusat pada peserta didik.

3.Findings (Pembelajaran)

  • Pembelajaran yang saya dapat ambil setelah mempelajari modul 1.1 adalah sebagai seorang pendidik bukan hanya sebagai seorang yang mentransfer ilmu saja akan tetapi harus menuntun sebagai among yang mendidik peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, peserta didik bukan kertas putih yang diisi oleh guru akan tetapi sudah memiliki garis-garis samar yang harus ditebalkan oleh guru, mendidik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, bermain sambil belajar karena kodrat anak adalah bermain, pendidikan yang berpihak pada peserta didik, penerapan nila-nilai budi pekerti, dan filosofi petani.
  • Setelah saya mempelajari modul 1.1 ini saya menemukan pada diri saya bahwa saya dapat menerapkan pembelajaran yang berpusat peserta didik. Saya yang dikenal sebagai  guru yang tidak rame karena biasanya anak-anak mengenal saya sebagai guru yang serius tapi dibeberapa sesi kadang saya memberikan “ice breaking” yang dapat membuat anak-anak kembali semangat. Tadinya saya terlalu berfokus pada hasil anak-anak harus mencapai nilai yang baik mulai sekarang saya berfokus dengan proses bukan hasil. Saya juga menemukan bahwa anak-anak bukan tabularasa tetapi memang sudah memiliki garis-garis samar yang harus dituntun untuk menebalkan garis tersebut.

4. Future (Penerapan)

  • Setelah mempelajari modul 1.1 ini saya ingin menerapkan lebih banyak pembelajaran yang inovatif, sejauh ini saya merasa belum memaksimalkan perkembangan teknologi dalam kegiatan pembelajaran, hal ini yang ingin saya ingin belajar dan diterapkan dalam menunjang pembelajaran.
  • Setelah mempelajari modul ini saya akan melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, melaksanakan praktik-praktik baik, menjadi among yang menuntun peserta didik sehingga tumbuh sebagai individu yang merdeka, menjadi motivator yang baik bagi peserta didik, dan semoga saya tetap konsisten melaksanakan ini serta dapat mengikuti kegiatan pendidikan guru penggerak ini sampai tahap akhir dengan bersemangat

 

Jurnal refleksi modul 2.1 

Berikut ini dalam mengikuti pembelajaran di Modul 2.1 Yaitu pembelajaran berdiferensiasi. Media ini mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang pernah dilakukan. 

Model refleksi yang di pakai adalah model 4 F (Facts, Feelings, findings, dan future) atau peristiwa, perasaan, pembelajaran dan penerapan.

  • Peristiwa. (Facts)

Dalam modul ini kami belajar tentang pembelajaran berdiferensiasi. Pengkajian di LMS menggunakan alur merdeka, diawali dari pre test, mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi 1, lanjut ruang kolaborasi 2, demonstrasi kontekstual, eksplorasi pemahaman, koneksi antara materi dan diakhiri dengan aksi nyata. Setelah melakukan pre test, dilanjutkan mulai dari diri sendiri. CGP diharapkan mampu belajar menggali ilmu pengetahuan terkait pembelajaran berdiferensiasi yang ada di LMS. 

Untuk mendapatkan pembelajaran yang baik dan menyenangkan, seorang guru harus mampu memetakan  kebutuhan belajar siswa berdasarkan minat murid.

Kegiatan selanjutnya adalah eksplorasi konsep. Dalam pembelajaran ini kami diberikan pemahaman tentang pembelajaran berdiferensiasi, sehingga dapat mengetahui kebutuhan belajar murid. 

Pada kegiatan ruang kolaborasi 1,kami bersama CGP lain difasilitasi oleh fasilitator untuk mengkaji dan menganalisis  kasus pembelajaran berdiferensiasi, dan dalam ruang kolaborasi-kolaborasi kami mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompok kecil dan ditemukan berbagai masukan dan pertanyaan yang bisa menjadi dasar pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah kelak.

  • Perasaan (Feelings)

Awalnya, perasaan saya agak sedikit bingung tentang konsep pembelajaran berdiferensiasi yang dipelajari secara mandiri.  Namun dalam sisi lain saya tahu bahwasanya murid mempunyai keunikan-keunikan tersendiri dari masing-masing individunya, dan mereka memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang menyenangkan. Artinya pendidikan harus kita sesuaikan dengan minat dan kebutuhannya ( Profail dan gaya belajar murid ) maka pembelajaran diferensiasi akan terwujudkan.

Selanjutnya saya merasa senang dan bahagia dan merasa tercerahkan  setelah berdiskusi bersama teman-teman di forum. 

Ternyata murid-murid itu sangatlah beragam dan memerlukan kebutuhan yang beragam pula, dan tugas  kita adalah mengakomodir keragaman itu melalui, konten, proses dan produk pembelajaran.

Masing masing CGP juga diberikan kesempatan untuk membuat RPP berdiferensiasi dalam tugas mandiri yang akan dijadikan bahan diskusi di LMS. 

Hal ini akan lebih memberi pemahaman tentang RPP pembelajaran sesuai kebutuhan  dan minat siswa. Jadi seorang pendidik dapat mengejawantahkan pembelajaran berdiferensiasi.

  • Pembelajaran (Findings )

Dari pembelajaran berdiferensiasi dapat kita ambil kesimpulan bahwa pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan itu memanusiakan manusia. 

Dimana kita diajarkan sebagai pamong yang artinya kita harus bisa melayani, mendampingi mereka sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka. Jadi seorang pendidik seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang  seni mendidik untuk mewujudkan kebahagiaan lahir dan batin.

  • Penerapan (Future )

Dari sini saya akan lebih memperhatikan siswa dalam memilih kegiatan main disesuaikan dengan gaya belajar yang dimiliki dan juga memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada anak tentunya. Hal ini akan mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi.

Saya juga akan membangun komunitas yang baik terhadap guru-guru dan teman sejawat di lingkungan sekolah agar bisa saling sharing dan bertukar pikiran dalam mengaplikasikan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah kami.

Demikianlah teman-teman pembahasan kita hari ini tentang jurnal refleksi, semoga bermanfaat dan jangan lupa di share ke teman-teman yang lain ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *