Mikropaleontologi merupakan cabang dari ilmu paleontologi yang mempelajari fosil atau sisa-sisa organisme yang telah terawetkan di alam berupa fosil yang berukuran mikro misalnya foraminifera, nannoplankton, radiolaria, dan diatom.
Organisme organisme tersebut merupakan fosil yang berukuran sangat kecil, namun mereka memberikan wawasan yang berharga tentang sejarah evolusi dan perubahan lingkungan di bumi.
Mikropaleontologi dapat juga didefinisikan sebagai studi sistematis yang membahas mikrofosil, klasifikasi, morfologi, ekologi, dan kepentingannya terhadap stratigrafi atau ilmu yang mempelajari sisa organisme yang terawetkan di alam dengan menggunakan alat mikroskop.
Sartono menjelaskan pengertian mikropaleontologi yaitu studi yang khususnya mempelajari sisa-sisa organisme yang terawetkan di alam dengan menggunakan alat mikroskop. Organisme yang terawetkan tersebut dinamakan fosil mikro karena berukuran sangat kecil.
Mikropaleontologi Termasuk
Mikropaleontologi merupakan cabang paleontologi yang mempelajari mikrofosil. Mikrofosil adalah fosil yang berukuran tidak lebih besar dari empat milimeter, dan umumnya lebih kecil dari satu milimeter, sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan suatu mikroskop cahaya ataupun elekton.
Fosil yang terdapat di alam mempunyai ukuran yang berbeda-beda, sehingga penelitian terhadapnya dilakukan dengan cara yang berlainan pula. Ada penelitian terhadap fosil yang dilakukan secara megaskopi, artinya penelitian dilakukan dengan mata telanjang atau dengan pertolongan lensa pembesar (loupe). Disamping itu, ada penelitian yang dilakukan secara mikroskopik, artinya penelitian dilakukan dengan menggunakan mikroskop.
Sebagai contoh fosil mikro adalah fosil-fosil dari golongan organisme foraminifera. Golongan ini umumnya mempunyai ukuran yang kecil, sehingga untuk mengadakan penelitian terhadapnya harus menggunakan mikroskop.
Selain Mikropaleontologi ada bidang studi lain yang membahas sisa sisa organisme yang telah mati dan terawetkan secara alami oleh alam. Cabang ilmu yang membahas sisa batuan endapan yaitu Micro Litologi yang membahas batuan sedimen.
Batuan endapan atau batuan sedimen akan diteliti dengan menggunakan mikroskop binokuler yang dibahas yaitu warna, tekstur, pemilahan, struktur, ukuran kristal mineral, serta semen dil.
Pada umumnya yang diteliti berupa fosil mikro yang berukuran lebih kecil dari 0,5 mm. Untuk mempelajarinya sering menggunakan sayatan tipis dari fosil tersebut.
Mikropaleontologi memiliki peran penting dalam memahami sejarah kehidupan di Bumi. Fosil-fosil mikroskopis ini memberikan bukti tentang evolusi organisme kecil yang hidup di lautan dan danau, serta perubahan lingkungan yang terjadi sepanjang waktu.
Dengan menganalisis fosil fosil ini, para mikropaleontolog dapat membangun rekonsruksi yang akurat tentang kondisi iklim, suhu, dan salinitas di masa lampau. Informasi ini sangat bermanfaat untuk membantu para ilmuwan untuk memahami perubahan iklim global dan dampaknya terhadap kehidupan di Bumi.
Mikropaleontologi Terbagi Dalam
Mikropaleontologi dapat dibagi menjadi empat bidang ilmu yang menggunakan teknik yang berbeda untuk membedakan antara mikrofosil yang satu dengan mikrofosil lainnya. Hal ini disebabkan karena Mikrofosil terbuat dari beberapa batuan dan mineral, yaitu sebagai berikut:
- Silikon dioksida. Contohnya adalah cangkang miliki diatom.
- Kapur. Contohnya adalah cangkang coccolith dan foraminifera
- Fosfat. Contohnya adalah tulang milik Vertebrata
- Senyawa Organik. Contohnya adalah spora dan benih.
Mikropaleontologi merupakan cabang ilmu yang penting dalam memahami sejarah kehidupan dan perubahan iklim dan lingkungan di Bumi. Organisme mikroskopis ini memberikan bukti berharga tentang evolusi, paleoekologi, dan iklim masa lampau.
Dengan pengetahuan yang diperoleh dari mikropaleontologi, kita dapat memahami bagaimana proses perubahan sepanjang sejarahnya dan membantu menginformasikan upaya pelestarian bumi.
Nah, itulah pembahasan mengenai mikropaleontologi, terima kasih telah singgah semoga bermanfaat***