Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wp-pagenavi domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the loginizer domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the schema-and-structured-data-for-wp domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114
Desain Berorientasi Object - Akreditasi.org

Desain Berorientasi Object

Desain Berorientasi Object

Desain Berorientasi Object Metodologi Orientasi Objek – Hello sobat, kali ini kita kembali lagi dengan berita terbaru terkait dengan hal-hal menarik setiap harinya. Kali ini akan ada informasi mengenai Desain Berorientasi Object.

Desain Berorientasi Object Merupakan Metodologi Orientasi Objek

Desain Berorientasi Object merupakan proses menggunakan metodologi berorientasi objek untuk merancang sistem atau aplikasi komputasi. Teknik ini memungkinkan implementasi solusi perangkat lunak berdasarkan konsep objek.

Desain Berorientasi Object berfungsi sebagai bagian dari proses pemrograman berorientasi objek (OOP) atau siklus hidup.

Dalam desain dan pengembangan sistem berorientasi objek, OOD membantu dalam merancang arsitektur atau tata letak sistem – biasanya setelah penyelesaian analisis berorientasi objek (OOA).

Sistem yang dirancang kemudian dibuat atau diprogram menggunakan teknik berbasis objek-berorientasi dan / atau bahasa pemrograman berorientasi objek (OOPL).

Proses Desain Berorientasi Object mengambil model sistem konseptual, kasus penggunaan, model sistem relasional, antarmuka pengguna (UI) dan data analisis lainnya sebagai input dari fase OOA.

Ini digunakan dalam OOD untuk mengidentifikasi, mendefinisikan dan merancang kelas sistem dan objek, serta hubungan, antarmuka, dan implementasinya.

Desain Berorientasi Object adalah salah satu metodologi perancangan sistem yang merupakan cara pemikiran baru tentang permasalahan dengan menggunakan perpaduan model sekitar konsep dunia nyata.

Desain Berorientasi Object Terdiri Dari Karakteristik Pendekatan

Konsep dasarnya adalah menggabungkan struktur data dan perilaku data dalam suatu kesatuan yang utuh. Karakteristik pendekatan berorientasi objek meliputi: identitas, klasifikasi, polymorphisme, dan inheritance.

Sementara itu, tema yang mendasari teknologi objek adalah abstraksi, encapsulasi, mengkombinasikan data dan perilaku serta sharing.

Model berorientasi objek berguna untuk memahami permasalahan, berhubungan dengan ahli aplikasi, modeling perusahaan, mempersiapkan dokumentasi dan mendesain program-program database.

Metodologi Object Modeling Technique (OMT) merupakan salah satu metodologi pengembangan berorientasi objek. Tahapan OMT terdiri dari konseptualisasi, analisis, desain sistem, desain objek dan implementasi.

Tahap konseptualisasi menjelaskan berbagai pernyataan kebutuhan yang diinginkan user, dan tahapan analisis membahas model objek, model dinamik dan model fungsional.

Model objek menghasilkan kelas-kelas yang akan dikembangkan, kemudian kelas-kelas tersebut disederhanakan untuk kepentingan implementasi.

Model dinamik menghasilkan skenario-skenario, event trace diagram, state transition diagram, dan event flow diagram. Model fungsional menghasilkan nilai input dan output serta data flow diagram.

Tahapan desain sistem menghasilkan organisasi sistem yang diturunkan menjadi subsistem-subsistem dan modulmodul. Desain objek menghasilkan kombinasi dari ketiga model tersebut dengan cara menjumlahkan operasi-operasi pada objek-objek untuk implementasi.

Tahap implementasi menghasilkan tabel-tabel yang akan digunakan sebagai input data dan output.

Implementasi metodologi OMT pada sistem seleksi penerimaan pegawai, menghasilkan tujuh pernyataan kebutuhan user berdasarkan kompetensinya, yaitu:

  • database hasil scannerisasi lembar jawab ujian,
  • data induk hasil ujian,
  • rekapitulasi peserta ujian berdasarkan nomor test,
  • dokumen ranking peserta berdasarkan nilai ujian,
  • dokumen peserta yang lulus ujian sesuai dengan formasi,
  • rekapitulasi peserta yang lulus ujian, dan
  • konversi dari file dbase IV ke file excel.

Model objek menghasilkan 11 kelas yang akan diimplementasikan, yaitu: data jurusan dan formasi, data strata, data hasil scan, data kunci jawaban, konfigurasi, koreksi, ranking, laporan, data nilai, data distribusi, dan konversi.

Selanjutnya kelas-kelas tersebut dibuat skenario, event trace diagram, state transition diagram dan event flow diagram, input output diagram dan data flow diagram untuk sistem seleksi penerimaan pegawai.

Desain sistem menghasilkan sub sistem-sub sistem, modul-modul, file, konfigurasi, option, proses dan laporan.

Demikianlah informasi menarik kali ini mengenai Desain Berorientasi Object. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *