Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wp-pagenavi domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the loginizer domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the schema-and-structured-data-for-wp domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114
Filsafat Ilmu Dan Kajiannya - Akreditasi.org

Filsafat Ilmu Dan Kajiannya

Filsafat Ilmu

Filsafat Ilmu Dasar Ilmu Pengetahuan – Hello sobat, kali ini kita kembali lagi dengan berita terbaru terkait dengan hal-hal menarik setiap harinya. Kali ini akan ada informasi mengenai Filsafat Ilmu.

Filsafat Ilmu Adalah Dasar Ilmu Pengetahuan

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu.

Filsafat ilmu memiliki cabang-cabang filsafat yang berkaitan dengan dasar, metode, asumsi dan implikasi ilmu pengetahuan dari ilmu yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial.

Sering kali muncul pertanyaan sentral dari studi ini menyangkut apa yang memenuhi syarat sebagai sains, keandalan teori-teori ilmiah dan tujuan akhir sains. Keterkaitan filsafat ilmu sangat erat dan saling tumpang tindih dengan metafisika, ontologi dan epistemologi.

Filsafat ilmu berusaha menjelaskan masalah-masalah seperti:

  • apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah,
  • bagaimana konsep tersebut dilahirkan,
  • bagaimana ilmu dapat menjelaskan,
  • memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi;
  • cara menentukan validitas dari sebuah informasi;
  • formulasi dan penggunaan metode ilmiah;
  • macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan;
  • serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.

Filsafat Ilmu Pengetahuan

Filsafat ilmu merupakan ‘induk’ dari ilmu pengetahuan yang mendasari logika, bahasa, dan matematika. Filsafat ilmu merupakan mata kuliah yang wajib.

Filsafat ilmu juga tidak terlepas dari landasan aksiologi dari ilmu. Landasan ini memperdebatkan manfaat dan dampak ilmu bagi manusia dan lingkungan hidup.

Fokus dari landasan ini bukanlah kebenaran seperti halnya landasan ontologis dan epiestmologis, melainkan kebaikan.

Meskipun landasan ini lebih merupakan urusan dari etika, namun dalam situasi konkret, filsafat ilmu wajib mempertimbangkan nilai-nilai dan tanggung jawab sosial dari pemilihan dan penggunaan kebenaran ilmiah oleh manusia.

Oleh karenanya, aksiologi memerlukan tempat serius dalam filsafat ilmu.

Ilmu berusaha menjelaskan karakter alam yang sebenarnya dan cara teori ilmu pengetahuan dapat menjelaskan fenomena yang terjadi di alam.

Untuk tujuan ini, ilmu menggunakan bukti dari eksperimen, deduksi logis serta pemikiran rasional untuk mengamati alam dan individual di dalam suatu masyarakat.

Dalam membedakan antara sains dan non-sains disebut sebagai masalah demarkasi. Misalnya, haruskah psikoanalisis, ilmu penciptaan dan materialisme sejarah dianggap sebagai ilmu semu? Karl Popper mengemukakan ini pertanyaan sentral dalam filsafat ilmu.

Namun, tidak adanya penjelasan terpadu tentang masalah yang diterima di antara para filsuf dan beberapa menganggap masalah itu tidak dapat dipecahkan atau tidak menarik.

Martin Gardner berpendapat untuk penggunaan Standar Potter Stewart (“Saya tahu ketika saya melihatnya”) untuk mengenali pseudosains.

Upaya awal oleh para positivis logis memperkenalkan sains pada pengamatan non-sains yang bersifat non-observasional dan karenanya tidak berarti.

Popper berargumen bahwa properti utama sains adalah falsifiabilitas. Berarti setiap klaim yang benar-benar ilmiah dapat dibuktikan salah yang memungkinkan secara secara prinsip.

Spekulasi atau lingkup studi menyamar sebagai ilmu dalam upaya untuk mengklaim legitimasi yang tidak akan dapat dicapai disebut sebagai ilmu semu (pseudosains).

Ilmu semu juga termasuk yang dikenal sekarang dengan sebutan ilmu pinggiran atau ilmu sampah yang meskipun sering kali ilmu menjadi arus utama dalam berkembang menjadi pergeseran paradigma atau ilmu sampah, terdiri dari perusahaan yang berpura-pura menjadi ilmiah tetapi gagal untuk diuji, atau yang memiliki catatan keberhasilan empiris yang meragukan.

Fisikawan Richard Feynman menciptakan istilah “ilmu kultus kargo” untuk kasus-kasus di mana para peneliti percaya bahwa mereka melakukan sains karena aktivitas mereka memiliki penampilan luar, tetapi sebenarnya tidak memiliki “kejujuran total” yang memungkinkan hasil mereka dievaluasi secara ketat.

Demikianlah informasi menarik kali ini mengenai Filsafat Ilmu. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *