Ikonografi adalah cabang sejarah seni yang mempelajari identifikasi, deskripsi, dan interpretasi isi gambar. Kata ikonografi berarti “penulisan gambar”, dan berasal dari Yunani Kuno, εικον (gambar) dan γραφειν (menulis).
Ikonografi mempelajari tentang seni, baik itu dengan melakukan identifikasi deskripsi dan interpretasi isi gambar.
Tujuan ikonografi adalah mengurai, mengidentifikasi, menggolongkan dan menjelaskan objek-objek visual dalam kaitannya dengan upaya memahami makna-makna dalam studi religi memang tidak jarang menggunakan ungkapan-ungkapan yang bersifat simbolik.
Ikonografi Sejarah
Ikonografi berasal dari bahasa Yunani “aekon” yang berarti sebuah gambar dan kata “graphe” yang berarti tulisan. Kata “ikon” dalam wawasan umum biasanya digunakan untuk menerangkan gambar religius yang dibuat di atas kayu dalam tradisi Bizantium Kristen Ortodoks.
Dalam sejarah seni, ikonografi berarti gambaran tertentu dari subyek dalam isi gambar, seperti jumlah angka yang digunakan, penempatan dan gerak tubuh mereka. Secara umum ikonografi dipahami sebagai kajian tentang tanda yang memiliki referensi, yang merupakan sebuah ladang luas yang objek kajiannya mencakup berbagai disiplin pemikiran (Bialostocki, 2003).
Ikonografi merupakan cabang dari sejarah seni yang memiliki pokok kajian yang berkaitan dengan sisi manusia (subject matter) atau makna dari suatu karya seni sebagai sesuatu yang bertolak belakang dengan bentuk karya tersebut (sisi formalisnya) (Panofsky 26).
Studi ikonografi Panofsky adalah suatu studi untuk memperoleh suatu makna dari suatu karya seni (Panofsky 26). Perolehan makna dari suatu karya seni ini secara utuh didapatkan melalui tiga tahapan yang dijabarkan oleh Erwin Panofsky.
Tiga tahapan ini berkesinambungan, dimulai dari tahap pertama yang disebut pra-ikonografi, dilanjutkan dengan tahap ikonografi dan terakhir tahap ikonologi. Tahap ikonologi merupakan tahapan terakhir yang dilakukan untuk mendapatkan makna intrinsik / isi, mengacu pada dunia nilai “simbolik”.
Tahapan pertama mendeskripsikan ciri–ciri visual yang tampak, disebut dengan tahap pra-ikonografi. Tahap ini menghasilkan makna primer / alami (makna faktual dan ekspresional) dari dunia artistik secara tekstual dari objek yang diinterpretasi.
Interpretasi ini diperoleh dari pengalaman praktis melalui keterbiasaan interpretan dengan objek dan peristiwa yang demikian. Prinsip korektif tahap pra – ikonografi mengacu pada sejarah gaya / history of style (Panofsky 28).
Tahapan kedua yang merupakan tahapan lanjutan dari tahap pra-ikonografi menganalisis rangkaian gambar dengan memperhatikan peristiwa yang berhubungan antara karya serta situasi sosial yang terjadi di dalam masyarakat pada masa tersebut yang disebut dengan tahap ikonografi.
Pada tahap ini objek interpretasinya disebut dengan makna sekunder atau konvensional. Tahapan ini mengacu pada dunia gambar, lambang, dan simbol.
Interpretasinya diperoleh melalui pengetahuan dari sumber sastra, keterbiasaan dengan tema dan konsep yang spesifik. Prinsip korektif tahap ikonografi mengacu pada sejarah tipe-tipe / history of types (Panofsky 41).
Ikonografi yang merupakan ilmu bantu dari ilmu sejarah seni yang sangat dekat hubungannya dengan budaya perkembangan gereja di dunia, merupakan ilmu yang memahami tentang simbol ataupun ikon-ikon budaya yang terdapat pada budaya kekristenan di dunia.
Ikonografi dapat meninjau sebuah Teologi Sastra yang sarat akan makna simbolik secara tersurat maupun tersirat.
Dapat dikatakan bahwa Ikonografi, merupakan ilmu yang mempelajari mengidentifikasi, mendeskripsikan , dan menginterpretasi sebuah konten dalam gambar yaitu subjek yang digambarkan, komposisi dan detail khusus, dan elemen lain yang berbeda dari gaya artistik.
Secara etimologi Ikonografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti gambar dan yang berarti menulis.
Dalam sejarah seni, ikonografi dapat juga diartikan sebagai penggambaran tertentu dari subjek dalam isi gambar, seperti jumlah angka yang digunakan, penempatan dan isyaratnya.
Istilah ini juga digunakan di banyak bidang akademik selain sejarah seni, misalnya semiotika dan kajian media, dalam penggunaan umum, untuk konten gambar, dan penggambaran subjek yang khas dalam sebuah gambar.
Ikonografi sendiri merupakan bagian dari Ikonologi atau ilmu yang mempelajari tentang interpretasi sebuah symbol ataupun ikon-ikon tertentu yang telah dibuat dalam suatu karya hasil dari perkembangan kebudayaan.
Perbedaan antara ikonografi dan Ikonologi sendiri terletak pada, fase interpretasinya, kata kunci dalam konsep perbedaan Ikonografi dan Ikonologi berada pada kata Deskripsi dan Interpretasi
Ikonografi merupakan sebuah tahap penulisan dari sebuah studi interpretasi dari Ikonologi, sesuai dengan bagan diatas. Konsep studi dari ikonografi sendiri di gambarkan secara gamblang oleh Erwin Panofsky.
Sudah sangat jelas digambarkan bahwa ikonografi adalah penggambaran dari pokok masalah dan makna dari sebuah peristiwa, dan atau subjek tertentu termasuk sebuah gambar atau karya sastra yang dapat diinterpretasikan lewat sejarah dan kebudayaan dalam sebuah pemilihan kata ataupun penempatannya serta latar belakangnya, pada suatu karya sastra.
Selanjutnya Ikonografi mempelajari tentang interpretasi makna yang dilihat dari fakta yang ada, interpretasi tersebut melihat dari sisi emosional maupun dari latar belakang sebuah karya itu dibuat.
Ikonografi Adalah Ilmu Yang Mempelajari Tentang
Ikonografi sendiri merupakan adalah ilmu yang mempelajari atribut yang dikenakan oleh arca atau mempelajari ciri – ciri dari suatu tokoh yang digambarkan dalam bentuk arca. Ilmu ikonografi juga digunakan sebagai sarana mempelajari arca yang ada di Candi Borobudur.
Ikonografi merupakan ilmu bantu sejarah yang berfungsi mempelajari bentuk, fungsi dan pembuatan patung kuno dari zaman pra sejarah.
Demikianlah pembahasan mengenai ikonografi. Semoga bisa menambah wawasan kita semua mengenai materi ini. Semoga artikel ini bisa digunakan dengan semestinya, terima kasih.