Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wp-pagenavi domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the loginizer domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the schema-and-structured-data-for-wp domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114
Operasi Gurita dicetuskan oleh - Akreditasi.org

Operasi Gurita dicetuskan oleh

Operasi Gurita dicetuskan oleh

Operasi Gurita dicetuskan oleh….

Operasi Gurita dicetuskan oleh Laksamana Takeo Kurita.

Pada tanggal 7 Desember 1942 Jepang berhasil menaklukan Sekutu yakni dengan sukses membombardir pangkalan laut Amerika Serikat yakni Pearl Harbour.

Setelah itu Jepang mengincar kawasan Asia Tenggara salah satunya Indonesia yang saat itu masih Hindia Belanda. Jepang melakukan ekspansi ke Indonesia dengan ingin menguasai kekayaan sumber daya alam Indonesia diantaranya adalah minyak dan hasil karet.

Jepang melakukan pendaratan di Indonesia sekitar bulan Januari 1942 dengan dipimpin oleh Laksamana Takeo Kurita. Strategi yang diterapkan Jepang untuk menduduki pulau Jawa adalah dengan merencanakan serangan yang disebut Operasi Gurita (Octopus).

Operasi yang bertujuan mengepung Jawa ini terbagi menjadi dua yakni Gurita Barat (Western Octopus) berawal dari Laut Cina Selatan terus melalui Kalimantan bagian Utara kemudian ke Jawa, sedangkan Gurita timur (Eastern Octopus) dimulai dari Filipina terus melalui selat Makassar kemudian ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Rencana serangan yang dipimpin Laksamana Takeo Kurita tersebut berjalan sukses dan ditandai dengan menyerahnya Belanda atas Jepang sekitar Maret 1942. Kolega-kolega Belanda memadati daerah kalijati. Belanda yang saat itu menguasai Indonesia semakin tersudut sehingga terpaksa menandatangani Perjanjian Kalijati.

Jadi kesimpulannya, upaya Jepang untuk menduduki Indonesia (Hindia Belanda) khususnya Pulau Jawa terwujud dengan serangan operasi Gurita dicetuskan oleh Laksamana Takeo Kurita. Keberhasilan Jepang menekuk Sekutu membuat Jepang semakin kuat.

Bentuk Operasi Gurita

Operasi Gurita yang dilancarkan Jepang dibagi menjadi dua yaitu Gurita Barat (Western Octopus) berawal dari Laut Cina Selatan terus melalui Kalimantan bagian Utara kemudian ke Jawa, sedangkan Gurita timur (Eastern Octopus) dimulai dari Filipina terus melalui selat Makassar kemudian ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Penyerangan Strategi Gurita barat tak mengalami hambatan berarti. Mereka mendarat di pulau Eraten (Indramayu), lalu menguasai Serang (Banten) pada 1 Maret.

Adapun gurita timur masih harus berjibaku dalam pertempuran laut dekat Balikpapan, juga di Laut Jawa, tepatnya di perairan antara Bawean, Tuban, dan Laut Rembang. Pertempuran Laut Jawa berlangsung selama 7 jam pada tanggal 27 Februari.

Gurita barat menjadikan Bandung sebagai target utama. Dari Eraten, detasemen beranggotakan 5.000 serdadu di bawah komando Kolonel Toshinori Shoji terus bergerak menuju lapangan terbang Kalijati, Subang, yang hanya berjarak 40 km dari Bandung.

Dalam sebuah pertempuran singkat, lapangan terbang Kalijati berhasil direbut Jepang. Selama tiga hari berturut-turut, tanggal 2 s.d 4 Maret, tentara Belanda mencoba merebut kembali lapangan Kalijati namun selalu gagal dan menelan banyak korban.

Tanggal 5 Maret, Batavia (Jakarta) diumumkan sebagai “Kota Terbuka”, yang berarti bahwa kota itu tidak akan dipertahankan oleh pasukan Belanda. Dari Batavia, tentara Jepang bergerak ke selatan dan menguasai Buitenzorg (Bogor). 

Kelebihan dan Kekurangannya

Di hari yang sama, Jepang bergerak dari Kalijati menuju Bandung. Mula-mula markas pertahanan di Ciater mereka gempur. Dari Ciater, pasukan Belanda mundur ke Lembang sebagai pertahanan terakhir. Namun apa daya, Lembang akhirnya direbut pula oleh Jepang pada 7 Maret petang.

Operasi kilat detasemen Shoji membuat krisis kekuatan militer Belanda, dan itu berarti sebuah sinyal akan direbutnya Bandung dengan mudah.

Pada 6 Desember, keluar perintah dari Letjen Ter Pooten dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Tjarda van Starkenborgh agar pasukan Belanda tidak mengadakan pertempuran di Bandung, untuk menghindari korban dari penduduk sipil.

Pada 7 Maret, Belanda mencoba mengulur-ulur waktu. Ajakan untuk berunding yang ditawarkan oleh pihak Jepang coba ditolak oleh pihak Belanda.

Akibatnya, Jepang memberikan ultimatum keras, bahwa bila pada pagi hari 8 Maret 1942 pukul 10:00 para petinggi Belanda belum berada di Kalijati untuk berunding, maka Bandung akan dibombardir sampai hancur.

Sejumlah pesawat bomber disiagakan oleh pihak Jepang di Pangkalan Udara Kalijati. Jepang menuntut yang menghadiri perundingan adalah panglima tentara Belanda, Letjen Ter Pooten, atau Gubernur Jenderal Van Starkenborgh sebagai pimpinan tertinggi di Hindia Belanda.

Mereka juga menuntut agar wilayah yang diserahkan mencakup seluruh wilayah Hindia Belanda, tidak hanya pulau Jawa.

Pertemuan berlangsung di rumah dinas seorang perwira staf Sekolah Penerbang Hindia Belanda yang kini menjadi Museum Rumah Sejarah, Komplek Garuda E-25 Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang.

Letnan Jenderal Hitoshi Imamura datang dari Batavia menghadiri perundingan tersebut.

Serangan beruntun yang dipimpin Laksamana Takeo Kurita tersebut berjalan sukses dan ditandai dengan menyerahnya Belanda atas Jepang sekitar Maret 1942.

Kolega-kolega Belanda memadati daerah kalijati. Belanda yang saat itu menguasai Indonesia semakin tersudut sehingga terpaksa menandatangani Perjanjian Kalijati.

Demikianlah pembahasan mengenai Operasi Gurita dicetuskan oleh Laksamana Takeo Kurita. Semoga bisa menambah wawasan kita semua mengenai Operasi Gurita tersebut. Sekian, terima kasih.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *