Pengorganisasian Masyarakat

Pengorganisasian Masyarakat

Pengorganisasian masyarakat – Menurut Dave Beckwith dan Cristina Lopes pengorganisasian masyarakat merupakan proses pembangunan kekuatan dengan melibatkan konstituen sebanyak mungkin. 

Jadi pengorganisasian masyarakat bukan hanya sekedar melakukan pengerahan masyarakat untuk mencapai sesuatu kepentingan semata, namun suatu proses pembangunan organisasi masyarakat yang dilaksanakan dengan jalan mencari penyelesaian secara bersama pula yang didasarkan pada potensi yang ada dalam masyarakat.

Pengorganisasian dalam konteks perubahan sosial menjadi titik strategis yang harus mendapat perhatian lebih seksama. Keberhasilan mencapai titik perubahan akan sangat ditentukan oleh pekerjaan pengorganisasian ini. 

Tanpa suatu pengorganisasian yang memadai, kuat dan sistematik, maka agenda pemberdayaan masyarakat akan senantiasa bergantung kepada niat baik kekuasaan, pasar politik, atau situasi lain yang tidak pasti. 

Satu-satunya faktor yang akan memastikan bahwa pembangunan komunitas berjalan dalam rel yang benar adalah kehendak dan kemampuan komunitas sendiri untuk memperbaiki keadaan.

Pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai pihak secara garis besar dapat dibagi dalam dua kelompok besar. Yaitu menggunakan konsep CO (Community Organizing) dan konsep CD (Community Development).

Pengorganisasian masyarakat atau CO adalah pengembangan yang mengutamakan pembangunan kesadaran kritis dan penggalian potensi pengetahuan lokal masyarakat. 

Pengorganisasian masyarakat mengutamakan pengembangan masyarakat berdasarkan dialog atau musyawarah yang demokratis.

Usulan komunitas merupakan sumber utama gagasan yang harus ditindaklanjuti secara kritis, sehingga partisipasi masyarakat dalam merencanakan, membuat keputusan dan melaksanakan program merupakan tonggak yang sangat penting.

Pengorganisasian masyarakat bergerak dengan cara menggalang masyarakat kedalam suatu organisasi yang mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Suara dan kepentingan masyarakat lebih utama daripada kepentingan kaum elit.

Pengorganisasian masyarakat juga memaklumi arti penting pembangunan sarana-sarana fisik yang dapat menunjang kemajuan masyarakat, namun titik tekan pembangunan itu ialah pengembangan kesadaran masyarakat sehingga mampu mengelola potensi sumberdaya mereka.

Secara umum, metode yang dipergunakan dalam pengorganisasian masyarakat adalah penumbuhan kesadaran kritis, partisipasi aktif, pendidikan berkelanjutan, pembentukan dan penguatan pengorganisasian masyarakat. 

Semua itu bertujuan untuk melakukan transformasi sistem sosial yang dipandang menghisap masyarakat dan menindas (represif). 

Tujuan pokok pengorganisasian masyarakat adalah membentuk suatu tatanan masyarakat yang beradab dan berperikemanusiaan (civil society) yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis, adil, terbuka, berkesejahteraan ekonomis, politik dan budaya.

Pengembangan masyarakat atau CD adalah pengembangan yang lebih mengutamakan sifat fisik masyarakat. CD mengutamakan pembangunan dan perbaikan atau pembuatan sarana-sarana sosial ekonomi masyarakat. 

Misalnya; pelatihan mengenai gizi, penyuluhan KB, bantuan hibah, bantuan sekolah dan sebagainya.

Dengan demikian, peningkatan pengetahuan, keterampilan dan penggalian potensi-potensi sosial ekonomi yang ada lebih diutamakan untuk mensukseskan target yang telah ditetapkan oleh pihak luar.

Melakukan pengorganisasian masyarakat dengan maksud memperkuat (memberdayakan) sehingga masyarakat mampu mandiri dalam mengenali persoalan-persoalan yang ada dan dapat mengembangkan jalan keluar (upaya mengatasi masalah tersebut) berangkat dari asumsi:

  1. Masyarakat punya kepentingan terhadap perubahan (komunitas harus berperan aktif dalam menciptakan kondisi yang lebih baik bagi seluruh masyarakat);
  2. Perubahan tidak pernah datang sendiri melainkan membutuhkan perjuangan untuk dapat mendapatkannya;
  3. Setiap usaha perubahan (sosial) pada dasarnya membutuhkan daya tekan tertentu, dimana usaha memperkuat (daya tekan) juga memerlukan perjuangan.

Pengorganisasian masyarakat penting dilakukan karena:

  1. Kenyataan  bahwa masyarakat pada kebanyakan berposisi dan berada dalam kondisi lemah, sehingga diperlukan wadah yang sedemikian rupa dapat dijadikan wahana untuk perlindungan dan peningkatan kapasitas “bargaining”;
  2. Kenyataan masih adanya ketimpangan dan keterbelakangan, dimana sebagian kecil memiliki akses dan asset untuk bisa memperbaiki keadaan, sementara sebagian besar yang lain tidak. 

Kenyataan ini menjadikan perubahan pada posisi sebagai jalan yang paling mungkin untuk memperbaiki keadaan. 

Tentu saja pengorganisasian tidak selalu bermakna persiapan melakukan “perlawanan” terhadap tekanan dari pihak-pihak tertentu, tetapi juga dapat bermakna sebagai upaya bersama dalam menghadapi masalah-masalah bersama seperti bagaimana meningkatkan produksi, memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat, dan lain-lain.

Pengorganisasian Masyarakat yang ada

Pengorganisasian Masyarakat yang ada saat ini harus Menjalankan aktivitas pengorganisasian, prinsip yang harus dipegang dan dijadikan pedoman dalam berpikir dan berbuat bagi seorang pengorganisasi masyarakat adalah 

∙ Membangun pertemanan/persahabatan dengan komunitas atau masyarakat. 

∙ Bersedia belajar dari kehidupan komunitas bersangkutan. 

∙ Membangun komunitas atau masyarakat dengan berangkat dari apa yang ada atau dimiliki oleh komunitas tersebut. 

∙ Tidak berpretensi untuk menjadi pemimpin dan “tetua” dari komunitas tersebut. 

∙ Mempercayai bahwa komunitas memiliki potensi dan kemampuan untuk membangun dirinya sendiri hingga tuntas.

Pengorganisasian Masyarakat Mencakup 

Pengorganisasian Masyarakat mencakup adalah proses membangun kekuatan melalui pelibatan konstituen dalam mengidentifikasi 

  1. permasalahan yang mereka alami dan solusi terhadap permasalahan yang mereka inginkan; 
  2. mengidentifikasi orang-orang dan struktur yang dapat mewujudkan solusi tersebut; 
  3. memasukkan target-target tersebut dalam upaya melalui negosiasi dan menggunakan konfrontasi dan tekanan bila diperlukan; 
  4. dan membangun sebuah institusi yang dikendalikan secara demokratis oleh konstituen tersebut yang dapat mengembangkan kapasitas untuk mengatasi masalah-masalah lebih lanjut dan yang mewujudkan kemauan dan kekuatan konstituen tersebut.

Pengorganisasian masyarakat ditandai dengan mobilisasi relawan. Peran staf terbatas pada membantu relawan menjadi efektif, membimbing pembelajaran para pemimpin melalui proses, dan membantu menciptakan mekanisme bagi kelompok untuk melakukan advokasi atas nama mereka sendiri. 

Pengorganisasian komunitas hampir selalu mencakup konfrontasi. Orang-orang yang menginginkan sesuatu berkumpul untuk memintanya, sering kali orang-orang yang dapat memberikan apa yang mereka inginkan menjadi gelisah. 

Strategi pengorganisasian masyarakat mencakup pertemuan dengan pengambil keputusan perusahaan atau pemerintah untuk meminta pertanggungjawaban mereka atas tindakan mereka, merancang program untuk dilaksanakan oleh pihak lain (bukan kelompok) 

Yang memenuhi kebutuhan masyarakat, dan tindakan kelompok yang agresif untuk menghalangi pembangunan atau perilaku negatif (jalan raya). konstruksi yang menyebabkan kerusakan lingkungan, dll).

Advokasi dan Pemberian Layanan keduanya ditandai dengan melakukan UNTUK masyarakat. Seringkali para profesional seperti pengacara atau pekerja sosial akan menyerang suatu masalah atas nama mereka yang dianggap tidak mampu berbicara sendiri. 

Layanan rujukan kerja, pekerjaan sosial, pelatihan kesiapan kerja, konseling kepemilikan rumah, pelatihan persiapan rencana bisnis – ini adalah metode yang sesuai dengan strategi Advokasi atau Pemberian Layanan.

Nah, itulah informasi yang bisa kami bagikan, semoga informasi yang kami bagikan ini bermanfaat untuk kalian semua dan terima kasih telah membaca.        

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *