Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wp-pagenavi domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the loginizer domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the schema-and-structured-data-for-wp domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/html/akreditasi.org/wp-includes/functions.php on line 6114
Teologi Islam Dan Penjelasan Lengkap - Akreditasi.org

Teologi Islam Dan Penjelasan Lengkap

Teologi Islam

Teologi Islam – Teologi secara etimologi berasal dari bahsa yunani yaitu theologia yang terdiri dari kata “Theos” artinya “Tuhan” dan “Logos” yang berarti “Ilmu”. Jadi teologi berarti “ilmu tentang Tuhan”.

Teologi adalah ilmu yang membicarakan tentang Tuhan dan pertaliannya dengan manusia, baik berdasarkan kebenaran wahyu ataupun berdasarkan penyelidikan akal murni. Kata teologi yang bergandengan dengan islam merupakan ilmu yang membahas tentang fakta-fakta dan gejala-gejala agama dan hubungan-hubungan antara Tuhan dan Manusia.

Islam dalam bahasan teologi Islam, adalah agama yang menuntut sikap ketundukan dengan penyerahan dan sikap pasrah, disertai sifat batin yang tulus, sehingga intisari yang terkandung dalam Islam ada dua yaitu; pertama berserah diri, menudukkan diri atau taat sepenuh hati; kedua masuk dalam al-Salam, yakni selamat sejahterah, damai hubungan yang harmonis.

Teologi Islam adalah ilmu yang secara sistematis membicarakan tentang persoalan ketuhanan dan alam semesta menurut perspetif Islam yang harus diimani, dan hal-hal lain yang terkait dengan ajaran Islam yang harus diamalkan, guna mendapatkan keselamatan hidup (dunia dan akhirat).

Teologi Islam berbicara tentang persoalan ketuhanan, maka dapat pula dipahami bahwa ia identik dengan Ilmu kalam terutama dalam dua aspek. Pertama, berbicara tentang kepercayaan terhadap Tuhan dalam segala seginya, termasuk soal wujud-Nya, keesaannya, dan sifat-sifat-Nya.

Kedua, bertalian dengan alam semesta, yang berarti termasuk di dalamnya, persoalan terjadinya alam, keadilan dan kebijaksanaan Tuhan, serta selainnya. Ilmu yang membicarakan mengenai aspek-aspek yang disebutkan ini, disebut Teologi, dan karena pembicaraannya dalam perspektif Islam, maka disebutlah ia sebagai “Teologi Islam”. Menurut Abdurrazak, Teologi islam adalah ilmu yang membahas aspek ketuhanan dan segala sesuatu yang terkait dengan-Nya secara rasional.

Teologi Islam Harun Nasution

Dalam pandangan Harun Nasution, Ilmu Tauhid yang berkembang di Indonesia pembahasannya tidak terlalu mendalam dan tidak bersifat filosofis. Pembahasan tentang ilmu tauhid juga terkesan sempit disebabkan kurangnya penjebaran tentang aliran-aliran teologi Islam yang ada.

Teologi yang pada umumnya diajarkan di Indonesia ialah paham teologi dari aliran Asy’ariyyah, sehingga dampak yang ditimbulkan menjadikan paham ini satu-satunya aliran teologi dalam Islam.

Harun Nasution sebagai salah satu pemikir teologi Islam untuk memberikan penjelasan dari beberapa aliran paham teologi dalam Islam yang ia tulis dalam karya-karyanya. Dengan itu agar umat Islam dapat melihat dan memiliki pikiran terbuka dalam menanggapi konflik-konflik aliran yang berbeda paham.

Gasan Islam rasional dari Harun Nasution dapat untuk digunakan sebagai pandangan yang mampu mendorong umat Islam untuk berpikir dan menggunakan akalnya dalam beragama, selain dapat menerima perbedaan dari berbagai paham dapat pula berkembang dan maju dalam kehidupan modern ini.

Konsep dasar kebebasan manusia yang ditampilkan Harun Nasution berasal dari wacana Islam klasik. Menurut Harun Nasution, bahwasanya sikap mental umat Islam yang bersifat tradisional harus dirubah terlebih dahulu. Perubahan dimulai dari semangat motivasi atau juga mentalitas seseorang.

Dimana sebelumnya kita sudah tau bahwasanya berfikir filsafat adalah berfikir bebas sampai keakar-akarnya. Namun bagi Harun Nasution, berfikir bebas dalam filsafat Islam tidak lagi berpikir sebebas-bebasnya mencari dasar segala dasar, seperti yang dilakukan filosof Yunani karena sudah dibatasi wahyu.

Menurut Harun, paham keadilan Asy’ariyah mirip dengan paham sebagian umat yang merestui seorang raja yang absolut dan diktator. Sang raja yang absolut diktator itu, memiliki hak penuh untuk membunuh atau menghidupkan rakyatnya.

Kemudian digambarkan, bahwa sang raja itu di atas dan undang-undang dan hukum, artinya dia tidak perlu patuh dan tunduk kepada undang-undang dan hukum. Karena undang-undang dan hukum itu adalah buatannya sendiri. Harun Nasution memandang bahwa konsep keadilan Tuhan yang diberikan oleh dua golongan teolog di atas memiliki perbedaan yang sangat signifikan.

Di satu sisi kaum Mu’tazilah memandang keadilan Tuhan sebagai adanya kewajiban yang harus dihormati Tuhan. Keadilan tidak hanya berarti memberi upah kepada yang berbuat baik dan memberikan hukuman kepada yang berbuat salah.

Tuhan berkewajiban berbuat baik kepada manusia berarti Ia tidak memberikan beban di luar kemampuan manusia untuk memikulnya, ia mengirimkan Rasul kepada manusia untuk menguatkan hasil pemikiran akal manusia.

Dalam pandangan Harun Nasution perihal takdir dan sunnatullah, Harun menegaskan bahwa berpikir rasional untuk memahami Tuhan dan dunia sangat  diharuskan. Penting untuk memahami takdir dan sunnatullah agar tidak menjerumuskan manusia pada paham yang sempit dan melemahkan sifat produktif manusia.

Harun berpandangan bahwa mesti adanya penerapan pembelajaran yang benar, lebih rasional dan pandangan luas dalam memahami ajaran agama. Agar dapat terhindar dari pemahaman yang kaku dan sempit. Bagi Harun, dalam agama Islam ada dua sejarah yang berkaitan erat dengan produktivitas.

Pertama, dalam doktrin agama mengajarkan bahwa kehidupan ada dua, yaitu kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Kehidupan di dunia bersifat material dan akhirat yang bersifat spiritual.

Teologi Islam Modern

Teologi Islam modern hadir dengan rekontruksi baru dan mengikuti perkembangan zaman tidak lagi melangit, serta mampu dihadapkan dengan masalah-masalah sosial. Di antara pelopor teologi Islam modern adalah Sayyid Ahmad Khan yang berasal dari India.

Sayyid Ahmad Khan melihat bahwa kemunduran umat Islam India karena mereka tidak mengikuti perkembangan zaman. Peradaban Islam Klasik telah hilang dan telah timbul peradaban baru di Barat.

Dasar peradaban baru ini ialah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu, akal mendapat penghargaan tinggi bagi Sayyid Ahmad Khan.

Tetapi sebagai orang Islam yang percaya kepada wahyu, ia berpendapat bahwa kekuatan akal bukan tidak terbatas (Harun, Pembaharuan dalam Islam: 167). Bahkan, C.W. Troll mengambarkan Sayyid Ahmad Khan sebagai neo-Muktazilah.

Namun, Troll menyimpulkan bahwa ketika Sayyid Ahmad Khan membangkitkan kembali ajaran filsafat dalam tulisan-tulisannya, dia melakukannya dalam konteks pandangan dunianya sendiri. Apa yang membuatnya perlu mengadopsi pandangan dunia baru tepatnya adalah karena perkembangan sains modern.

Sayyid Ahmad Khan juga melihat bahwa kemunduran umat Islam disebabkan oleh kesalahan dalam memahami agama yang mencampurbaurkan mana yang dinamakan agama dan mana yang dinamakan budaya dan kebiasaan sosial.

Demikianlah detail informasi mengenai teologi Islam. Semoga bisa memperluas wawasan kita semua, sekian terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *