Sejarah Film – Film dipercaya menjadi sebuah media yang paling besar dapat memberikan pengaruh bagaimana kita menjalani hidup. Bukan hanya karena film dapat mengingatkan anda akan sebuah memori kehidupan.
Anda dapat mengingat sebuah masa perubahan hidup anda seperti yang ditayangkan oleh pemeran di film yang anda tonton. Dengan begitu film tidak hanya mempengaruhi bagaimana kita hidup tetapi juga mempengaruhi cara berfikir kita.
Film dapat membuat kita kembali berfikir sejenak akan sesuatu yang telah kita lewati, memasuki dan mengerti budaya yang berbeda, dan menambah pengalaman estetis melalui keindahan yang disajikan oleh sebuah film.
sejarah film mencatat perkembangan bentuk seni visual yang mana dibuat dengan menggunakan teknologi film, dimulai pada akhir abad ke-19.
Kehadiran film sebagai media artistik tidak didefinisikan dengan jelas, namun, penayang manaan sepuluh film pendek karya Lumière bersaudara secara komersial dan terbuka di Paris pada tanggal 28 Desember 1895 dapat dianggap sebagai terobosan film sinematografi yang mana diproyeksikan.
Terdapat hasil sinematografi dan penayang manaan film sebelumnya yang mana dilakukan oleh individu lain.
Seperti Skladanowsky bersaudara, yang mana menggunakan Bioscop buatannya sendiri untuk menampilkan pertunjukan gambar bergerak pertama kepada penonton yang mana membayar pada tanggal 1 November 1895 di Berlin.
Namun, mereka tidak memiliki kualitas, dukungan finansial, stamina, atau keberuntungan yang mana dibutuhkan untuk memacu momentum yang mana membawa sinematografi Lumière menuju kesuksesan duniawi.
Film-film paling awal memiliki warna hitam putih, durasi kurang dari satu menit, tanpa suara dan terdiri dari satu adegan yang mana diambil dengan kamera yang mana stabil.
Dekade pertama dalam era film bergerak melihat bagaimana film bergerak berubah menjadi industri hiburan massal yang mana matang, dengan berdirinya perusahaan produksi film dan studio di seluruh dunia.
Konvensi terhadap bahasa sinematik umum juga mengalami perkembangan, dengan adanya pengeditan gerakan kamera dan teknik sinematik lainnya yang mana memberikan peran khusus dalam narasi film.
Efek khusus merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan film sejak akhir abad ke-19. Efek khusus pertama kali dikenalkan melalui karya film fantasi Georges Méliès.
Banyak efek yang mana tidak mungkin atau tidak praktis untuk ditampilkan dalam pertunjukan teater, sehingga menambah keajaiban pengalaman menonton film. Perkembangan teknologi membawa perubahan besar bagi dunia film.
Seperti peningkatan durasi film (mencapai 60 menit untuk film panjang pada tahun 1906), sinkronisasi rekaman suara (mulai populer pada akhir tahun 1920-an), penambahan warna (mulai populer pada tahun 1930-an), dan film 3D (mulai populer pada awal 1950-an dan kembali populer pada tahun 2000-an).
Penggunaan suara membantu mengakhiri keharusan interupsi kartu judul, membawa revolusi bagi naratif film, dan menjadi bagian penting dalam proses pembuatan film.
Perkembangan media baru, seperti televisi (mulai populer pada tahun 1950-an), video rumahan (mulai populer pada tahun 1980-an), dan internet (mulai populer pada tahun 1990-an), mempengaruhi distribusi dan konsumsi film.
Produksi film sering merespons dengan menciptakan konten yang mana sesuai dengan media baru tersebut, dan melakukan inovasi teknis seperti layar lebar, film 3D dan 4D serta penciptaan film yang mana lebih spektakuler untuk mempertahankan daya tarik pertunjukan film di bioskop.
Sistem produksi film yang mana lebih ekonomis dan mudah digunakan, termasuk film 8mm, video, dan kamera smartphone, memungkinkan semakin banyak orang untuk membuat film berkualitas tinggi untuk berbagai tujuan, seperti film rumahan dan karya seni video.
Kualitas teknis film tersebut biasanya lebih rendah dibandingkan film profesional, tetapi meningkat dengan adanya video digital dan kamera digital berkualitas tinggi yang mana terjangkau.
Seiring perkembangan waktu, metode produksi digital semakin populer pada dekade 1990-an, yang mana menghasilkan efek visual yang mana lebih realistik dan animasi komputer yang mana panjang dan populer.
Berbagai genre film muncul dan mengalami tingkat kesuksesan yang mana berbeda-beda, dengan perbedaan besar antara film horor (aliran utama sejak tahun 1890-an).
Film berita (umum ditayang manakan di bioskop A.S. antara tahun 1910-an hingga akhir 1960-an), film musikal (aliran utama sejak akhir 1920-an) dan film pornografi (mengalami masa keemasan pada tahun 1970-an).
Sejarah Film adalah
Sejarah Film adalah menerangkan tentang perbedaan perspektif bagaimana film tersebut dibuat, dan perbedaan daya tarik dan tujuan dari film itu sendiri. Apa yang dilakukan sejarawan film? Sejarawan film selalu mengumpulkan bukti-bukti yang didapat.
Film Bercerita
Seiring berkembangnya teknologi di dunia, terutama ketika memasuki abad ke-20, pembuatan film mulai berkembang dengan dengan menambahkan unsur cerita dalam film. Dengan adanya sebuah jalan cerita, film yang kita lihat akan lebih bisa dinikmati.
Pusat Industri Film Dunia
Permintaan film yang semakin banyak dari masyarakat membuat Amerika Serikat mengalami banyak kemunculan perusahaan yang memproduksi film. Dari sinilah penyebab Amerika Serikat menjadi pusat dari industri perfilman di seluruh dunia.
Efek Audio dan Warna pada Film
Pada tahun 1920-an, mulai diperkenalkan efek audio yang berhasil disinkronkan dengan film yang sudah tidak hanya hitam putih lagi, tetapi sudah benar-benar berwarna.
Pada masa ini, efek audio maupun warna yang ada pada film semakin membuat film terlihat lebih nyata dan dramatis.
Film Digital
Pada sekitar tahun 1970-an, kembali lagi diperkenalkan film yang dapat direkam dengan videotape seperti CD dan DVD yang dapat dijual secara massal kepada publik agar tidak harus menyaksikannya di bioskop.
Kemudian pada abad ke-21, di mana teknologi sedang pesat-pesatnya dikembangkan, muncul lagi film yang tidak perlu ditonton melalui DVD.
Tetapi sudah dapat diakses secara digital melalui internet ataupun platform menonton film berbayar dengan kualitas gambar yang berada pada versi terbaiknya.
Sejarah Film bertujuan
Seorang penulis sejarah bisa memulai analisanya dengan sebuah pertanyaan yang mendasar. Sebagai contoh dari satu film komedi Amerika yang ditemukan seorang sejarawan bisa mulai mengumpulkan informasi.
Menginvestigasi film tersebut, dan mulai mencari daftar gambar komedian di Hollywood trade press, dan mempelajari dialek berbahasa dalam selera humor Amerika.
Hal yang kedua, sejarawan perlu mengetahui argumen tambahan atas dasar apa film itu dibuat sebagai fakta tambahan. Seperti bagaimana sebuah film yang dikerjakan seorang sutradara dapat mempengaruhi film lainnya.
Bagaimana film tersebut mempengaruhi film yang lainnya dalam satu perusahaan produksi. Penulis film mengerjakan pekerjaannya seperti layaknya penulis kritik seni atau politik.
Dalam setiap review penulisannya memerlukan sekilas argumen atau asumsi dasar bukan hanya sekadar menampilkan faktafakta.
Itulah informasi yang bisa kami bagikan, semoga informasi yang kami bagikan ini bermanfaat dan terima kasih telah membaca.