Epistemologi Islam Cabang Filsafat

Epistemologi Islam

Epistemologi Islam Cabang Filsafat – Hello sobat, kali ini kita kembali lagi dengan berita terbaru terkait dengan hal-hal menarik setiap harinya. Kali ini akan ada informasi mengenai Epistemologi Islam.

Epistemologi Islam Dan Barat

Epistemologi (serapan dari Belanda: epistemologie) adalah cabang dari filsafat yang berkaitan dengan hakikat atau teori pengetahuan.

Dalam bidang filsafat, epistemologi meliputi pembahasan tentang asal mula, sumber, ruang lingkup, nilai validitas, dan kebenaran dari pengetahuan. Epistemologi mempelajari tentang hakikat dari pengetahuan, justifikasi, dan rasionalitas keyakinan.

Epistemologi menjadi banyak diperbincangkan dalam berbagai bidang, epistemologi dipusatkan menjadi empat bidang yakni

1) Analisis filsafat yang terkait hakikat dari pengetahuan dan bagaimana hal ini memiliki keterkaitan dengan konsepsi seperti kebenaran, keyakinan, dan justifikasi,

2) Berbagai masalah skeptisisme,

3) Sumber-sumber dan ruang lingkup pengetahuan dan justifikasi atas keyakinan, dan

4) Kriteria bagi pengetahuan dan justifikasi.

Epistemologi membahas pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apa yang membuat kebenaran yang terjustifikasi dapat dijustifikasi?”, “Apa artinya apabila mengatakan bahwa seseorang mengetahui sesuatu?”, dan pertanyaan yang mendasar, “Bagaimana kita tahu bahwa kita tahu?”.

Istilah ‘Epistemologi’ diperkenalkan di bidang filosofis oleh filsuf Skotlandia James Frederick Ferrier pada tahun 1854.

Namun, menurut Brett Warren, Raja James VI dari Skotlandia sebelumnya telah mempergunakan konsep filosofis ini dan menggunakannya sebagai personifikasi, dengan istilah Epistemon, pada tahun 1591.

Perbedaan yang mencolok antara epistemologi Barat dengan epistemologi Islam adalah bahwa epistemologi Islam memiliki sandaran teologis berupa kerangka pedoman mutlak. Sedangkan epistemologi perspektif Barat mengemukakan bahwa konsep ilmu berbasis pada rumus logika, hipotesis dan verifikasi .

Sumber epistemologis dari sudut pandang barat, yaitu kehidupan manusia sebagai sarana untuk mencapai tujuan.

Perbedaan keduanya juga dapat dilihat pendidikan Islam berlandaskan pada al-Qur’an, al-Hadits serta Ijtihad sedangkan Barat berlandaskan rasio dan kekuatan akal.

Dalam perkembangan filsafat Islam, epistemologi menjadi suatu bidang disiplin baru ilmu yang mengkaji sejauh mana pengetahuan dan makrifat manusia sesuai dengan hakikat, objek luar, dan realitas eksternal.

Sedangkan epistemologi perspektif Barat mengemukakan bahwa konsep ilmu berbasis pada rumus logika, hipotesis dan verifikasi (Mayaranis Chaniago, 2022). Sumber epistemologis dari sudut pandang barat, yaitu kehidupan manusia sebagai sarana untuk mencapai tujuan.

Epistemologi Islam Muhammad Abed Al Jabiri

Epistemologi pemikiran Islam menurut Muhammad Abid Al-Jabiri bertujuan untuk memperoleh pengetahuan sekaligus memproduksi pengetahuan.

Metode yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan tersebut yaitu metode bayani, irfani dan burhani. Al-Jabiri memulai dengan mendefinisikan turats (tadisi).

Dalam perkembangan filsafat Islam, epistemologi menjadi suatu bidang disiplin baru ilmu yang mengkaji sejauh mana pengetahuan dan makrifat manusia sesuai dengan hakikat, objek luar, dan realitas eksternal.

Epistemologi pendidikan Islam bisa berfungsi sebagai pengkritik, pemberi solusi, penemu, dan pengembang.

Pendekatan epistemologi membuka kesadaran dan pengertian siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan cara atau metode tertentu, sebab ia menyajikan proses pengetahuan di hadapan siswa dibandingkan hasilnya.

Demikianlah informasi menarik kali ini mengenai Epistemologi Islam. Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *