Hukum Anglo Saxon dan Contohnya

Hukum Anglo Saxon

Hukum anglo saxon adalah sistem hukum yang lebih mengutamakan keadilan daripada kepastian hukum. Sistem hukum ini juga didasarkan pada yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu, kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya.

Pada dasarnya, sistem hukum ini tidak diterapkan di semua negara. Negara tersebut antara lain Irlandia, Inggris, Australia, Afrika Selatan, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat.

Sistem hukum anglo saxon atau common law merupakan sistem hukum yang lebih mengutamakan keadilan daripada kepastian hukum. Hukum anglo saxon ini mulai berkembang di Inggris pada abad ke-XI.

Selain itu, sistem hukum anglo saxon juga sering disebut dengan unwritten law (tidak tertulis). Meski disebut unwritten law, dalam sistem hukum anglo saxon dikenal juga adanya sumber-sumber hukum yang tertulis.

Perkembangan sistem hukum anglo saxon ini juga melandasi hukum positif di negara-negara Amerika Utara. Contohnya seperti Kanada dan beberapa negara Asia yang termasuk negara-negara persemakmuran Inggris dan Australia.

Penerapan sistem hukum anglo saxon sebenarnya lebih mudah daripada sistem hukum yang lainnya. Terutama pada masyarakat dalam negara-negara berkembang karena sesuai dengan perkembangan zaman.

Pendapat para ahli dan praktisi hukum juga lebih menonjol digunakan oleh hakim dalam memutuskan perkara.

Kelebihan dan Kekurangan Hukum Anglo Saxon

Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan dari hukum anglo saxon.

  1. Kelebihan

Hukum anglo saxon adalah hukum yang bersifat tidak tertulis, sehingga bersifat fleksibel. Hal ini karena hukum yang berlaku adalah hukum tidak tertulis atau common law.

Tentu saja ini membuat sistem hukum anglo saxon bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan masyarakat.

  1. Kekurangan

Selain memiliki kelebihan, hukum anglo saxon juga memiliki kekurangan, yaitu unsur kepastian yang kurang terjamin dengan baik. Karena dasar hukum yang digunakan diambil dari hukum kebiasaan masyarakat atau hukum adat yang tidak tertulis.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem hukum anglo saxon adalah sistem hukum yang lebih mengutamakan keadilan daripada kepastian hukum. Ada juga kelebihan dan kekurangan penerapan hukum anglo saxon ini dalam kehidupan masyarakat. (DSI)

Contoh hukum anglo saxon

Contoh sistem hukum anglo saxon juga dapat kamu lihat pada hukum hasil keputusan hakim di suatu pengadilan. Banyaknya perbedaan konstitusi tertulis dan tidak tertulis membuat sistem hukum anglo saxon menggunakan keduanya.

Selain bersumber dari peraturan tidak tertulis, sumber hukum di sistem hukum anglo saxon juga berasal dari putusan hakim dalam bentuk tertulis.

Hakim memiliki kekuatan yang sangat luas di negara anglo saxon. Hakim merupakan pihak yang memiliki wewenang untuk menetapkan peraturan hukum, menafsirkan peraturan hukum, dan membentuk tatanan kehidupan di masyarakat.

Pembentukan peraturan hukum melalui juriprudensi (keputusan hakim) dinilai menjadi cara terbaik. Cara ini dapat menciptakan keadilan dan dimanfaatkan yang merata pada masyarakat.

Hakim bisa membentuk hukuman baru bagi perkara sejenis yang sebelumnya sudah memiliki penyelesaian hukum.

Produk hukum yang dapat dibentuk oleh hakim berupa asas hukum tata negara, hukum keuangan negara, landasan hukum APBN, dan berbagai produk hukum lainnya di negara tersebut.

Adanya juri pada peradilan dan pengadilan juga menjadi contoh sistem hukum anglo saxon yang diterapkan di dunia.

Selain hakim, keberadaan juri dalam pengadilan juga menjadi hal penting dalam sistem hukum anglo saxon. Juri bisa menentukan seorang terdakwa bersalah atau tidak bersalah.

Juri ini terdiri dari beberapa orang sipil yang memiliki ilmu dan kemampuan untuk menilai perkara yang sedang disidangkan.

Selama proses persidangan, juri akan melakukan pemeriksaan terhadap terdakwa. Dengan sistem juri, hakim tidak bisa mengambil keputusan yang berbeda dengan juri.

Misalnya, juri sudah menentukan bahwa terdakwa bersalah, maka hakim tidak bisa menyatakan bahwa terdakwa tidak bersalah.

Jika juri sudah menyatakan terdakwa bersalah hakim hanya memiliki wewenang untuk menentukan lama hukuman atau jenis hukuman yang akan diterima oleh terdakwa.

Itulah beberapa contoh sistem hukum anglo saxon yang bisa anda temui di berbagai belahan dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang menerapkan sistem hukum ini.

Hukum anglo saxon menjadi salah satu dasar hukum mahkamah konstitusi Indonesia. Namun, sesuai dengan prinsip rule of law di Indonesia sistem hukum anglo saxon dipadukan dengan sistem hukum Eropa kontinental.

Negara Hukum Anglo Saxon

Sistem Anglo Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya.

Sistem hukum ini diterapkan di Irlandia, Inggris, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, Kanada (kecuali Provinsi Quebec) dan Amerika Serikat (walaupun negara bagian Louisiana mempergunakan sistem hukum ini bersamaan dengan sistim hukum Eropa Kontinental Napoleon).

Selain negara-negara tersebut, beberapa negara lain juga menerapkan sistem hukum Anglo-Saxon campuran, misalnya Pakistan, India dan Nigeria yang menerapkan sebagian besar sistem hukum Anglo-Saxon, namun juga memberlakukan hukum adat dan hukum agama.

Sistem hukum anglo saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah terutama pada masyarakat pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan perkembangan zaman.Pendapat para ahli dan prakitisi hukum lebih menonjol digunakan oleh hakim, dalam memutus perkara.

Itulah informasi yang bisa kami bagikan, semoga informasi yang kami bagikan ini bermanfaat dan terima kasih telah membaca.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *