Sirah Nabawiyah – Sirah Nabawiyah adalah rekaman seluruh mata rantai perjalanan Nabi besar Muhammad SAW dari lahir, kecil, remaja, dewasa, pernikahan, menjadi Nabi, perjuangannya yang heroik dan tantangan-tantangan besar yang dilaluinya, hingga wafatnya.
Awal mula munculnya risalah Muhammad SAW merupakan sejarah yang paling besar dan penting bagi umat Islam.
Sebelum kedatangan beliau bangsa Arab sejatinya belum memiliki materi sejarah yang sebenarnya, kecuali hanya saling mewarisi cerita-cerita yang berkembang di antara mereka.
Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam
Kitab Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hisyam merupakan salah satu kitab penting dan termasuk kitab generasi pertama dalam kajian sejarah hidup Nabi Muhammad saw.
Ibnu Hisyam meriwayatkan kitab Sirah Nabawiyah karya Ibnu Ishaq setelah mendapat ijazah dari Ziad al-Bakka’i.
Berikutnya, di tangah Ibnu Hisyam, kitab Ibnu Ishaq ini mengalami editing, peringkasan, penambahan, kadang-kadang disertai kritik, dan disuguhkan riwayat ulama lain sebagai pembanding.
Dalam kitabnya, Ibnu Hisyam menghapus beberapa bagian yang terdapat di dalam kitab Ibnu Ishaq. Seperti semua riwayat sebelum sejarah Nabi Ismail, anak-anak Ismail, riawayat-riwayat yang tidak memiliki kaitan dengan sejarah, dan sekian banyak syair-syair yang masih diragukan kesahihannya.
Menurut Abdussalam Muhammad Harun dalam Tadzhib Sirah Ibnu Hisyam menjelaskan, kitab Ibnu Hisyam memiliki andil penting dalam memperkenalkan kitab milik Ibnu Ishaq. Bahkan Ibnu Ishaq sendiri dikenal berkat kehadiran kitab Ibnu Hisyam.
Jika kita membaca Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, akan banyak menemukan riwayat yang oleh penulisnya selalu menyertakan nama Ibnu Ishaq. Yang terakhir ini sangat membantu sekali untuk mengenalkan Ibnu Ishaq.
Mengutip Ibnu Khalkan, Abdussalam menuliskan, “Ibnu Hisyam inilah orang yang mengumpulkan sirah Rasulullah saw dari kitab Al-Maghazi dan As-Siyar karya Ibnu Ishaq. Kemudian beliau menyusul hasil koreksi dan ringkasannya.
Inilah kitab sirah yang ada di tangan publik dan dikenal dengan judul Sirah Ibnu Hisyam.” Kajian terkait Sirah Ibnu Hisyam banyak ditekuni ulama dengan bukti hadirnya kitab-kitab yang menjadi syarah.
Seperti Abdul Qasim Abdurrahman as-Suhaili yang menulis syarah dengan judul Ar-Rauhatul Anf, Abu Dzar al-Khusyani yang menulis sedikit kritik untuk Sirah Ibnu Hisyam yang berjudul Syahrus Sirah an-Nabawiyah, dan Badarudin Muhammad bin Ahmad al-Aini menulis kitab syarah berjudul Kasyful Lisan fi Syarhi Siratibni Hisyam.
Perhatian ulama atas Sirah Ibnu Hisyam tidak hanya dilakukan dengan pembuatan kitab-kitab syarah, tetapi juga dalam wujud pembuatan ringkasan kitab (mukhtashar).
Seperti Burhanuddin bin Muhammad yang menulis Ibnul Marhal asy-Syafi’i dan Abu Abbas Ahmad bin Ibrahim bin Abdurrahman al-Wasithi yang menulis kitab dengan judul Mukhtashar Siratibni Hisyam.
Selain bentuk syarah dan mukhtashar, ada pula ulama yang menuliskannya dalam bentuk syair, yaitu Abu Muhammad Abdul Aziz bin Muhammad bin Said ad-Dumairi dan Abu Bakar Muhammad bin Ibrahim.
Baik Ibnu Ishaq maupun Ibnu Hisyam, keduanya memiliki kontribusi penting dalam penulisan kitab Sirah Nabawiyah. Ibnu Ishaq dengan kualitas periwayatan kitabnya yang cukup kuat membuat karyanya dijadikan rujukan penting dalam pembelajaran Sirah Nabawiyah.
Pun Ibnu Hisyam, berkat kitab ringkasannya, mampu menyajikan Sirah Nabawiyah dengan baik, selain juga berhasil memperkenalkan Ibnu Ishaq lebih luas yang kitabnya sudah tidak ditemukan lagi.
Sirah Nabawiyah Singkat
Sirah nabawiyah adalah sejarah perjalanan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam baik sebelum diangkat menjadi Rasul maupun setelah diangkat menjadi Rasul, hingga wafatnya beliau.
Kisah nabi Muhammad SAW singkat dari lahir sampai wafat tentu dimulai dari kelahirannya. Kelahiran Muhammad bertepatan dengan peristiwa pasukan gajah yang tengah berusaha merobohkan Ka’bah.
Pada saat itu, Allah mengirimkan burung-burung ababil untuk menjatuhkan batu-batu pembawa wabah penyakit kepada pasukan Gajah yang sedang berupaya menghancurkan tempat suci dan bersejarah umat Islam, Ka’bah.
Di tahun Gajah inilah, Muhammad lahir di Makkah dan besar sebagai anak yatim karena Ayah Muhammad, Abdullah telah wafat sebelum Muhammad lahir. Muhammad dididik dan dibesarkan oleh seorang ibu yang mulia, yaitu Aminah. Setelah beberapa waktu bersama sang ibu, kemudian Muhammad dibesarkan oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib.
Namun tak berselang lama, setelah dua tahun bersama sang kakek tercinta, Muhammad harus rela ditinggalkan kakek yang turut membesarkannya. Pada usia delapan tahun setelah kepergian sang kakek, Muhammad kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.
Meskipun hidup fakir atau kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup, namun Abu Thalib adalah seorang dermawan yang rajin berbagi dan bersedekah kepada sesama.
Walau dalam keadaan sulit, Muhammad dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bersama pamannya. Kisah nabi Muhammad SAW singkat dari lahir sampai wafat berlanjut pada masa kerasulan.
Kisah nabi Muhammad SAW singkat dari lahir sampai wafat berikutnya yaitu saat mendapatkan wahyu pertama dari Allah SWT. Sebelum dijadikan seorang Rasul, Allah pun telah memberikan anugerah keistimewaan kepada Muhammad.
Salah satunya adalah wajahnya yang bersinar terang hingga mampu mengalahkan sinar rembulan. Ini dikatakan sebagai tanda kebesaran Allah yang menunjukkan nabi terakhir dengan kemuliaan dan kedudukan yang tinggi.
Selain karunia wajah yang bersinar, Muhammad juga diberikan wahyu pertama yang sungguh luar biasa dari Allah SWT. Menjelang diturunkannya wahyu pertama, Muhammad mendapatkan sebuah mimpi di mana Malaikat Jibril datang menghampirinya.
Muhammad pun merenung dan memikirkan mimpi yang dialaminya dengan menyendiri di Gua Hira. Kemudian di tempat itulah, Muhammad diperlihatkan Allah bahwa mimpi yang dialaminya benar adanya.
Itulah informasi yang bisa kami bagikan, semoga informasi yang kami bagikan ini bermanfaat untuk kalian semua dan terima kasih telah membaca.