Tolak Peluru dan Teknik

Tolak Peluru

Tolak Peluru- Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik yang melibatkan melempar bola
berat sejauh mungkin dari lingkaran yang ditentukan. Atlet harus menggunakan teknik dan kekuatan
untuk mendorong (menolak) peluru dari bahu mereka.

Tolak peluru gaya kuno

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik yang menguji kekuatan dan teknik seorang atlet dalam melempar peluru seberat 7.26 kg untuk pria dan 4 kg untuk wanita sejauh mungkin. Terdapat beberapa gaya dalam tolak peluru, salah satunya adalah gaya kuno atau gaya ortodoks.

Berikut adalah penjelasan lengkap tentang tolak peluru gaya kuno:

Sejarah dan Deskripsi Gaya Kuno

Tolak peluru gaya kuno adalah teknik awal dalam olahraga tolak peluru sebelum teknik modern seperti gaya O'Brien atau gaya putaran diperkenalkan. Gaya ini lebih sederhana dan lebih mudah dipelajari dibandingkan teknik-teknik modern.

Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya Kuno

Teknik dasar dalam tolak peluru gaya kuno meliputi beberapa tahap:

  • Sikap Permulaan
    Atlet berdiri dengan posisi menyamping ke arah lemparan, dengan kaki selebar bahu. Peluru dipegang
    dengan tangan yang dominan dan ditempatkan di bawah dagu atau di leher, dekat bahu.
    Siku tangan yang memegang peluru mengarah ke samping atau sedikit ke atas. Tangan non-dominan
    membantu menyeimbangkan tubuh.
  • Posisi Siap
    Lutut sedikit ditekuk, berat badan ditransfer ke kaki belakang (kaki yang tidak dominan). Tubuh sedikit
    miring ke belakang, siap untuk dorongan ke depan.
  • Gerakan Tolakan: Gerakan dimulai dengan mendorong kaki belakang, mentransfer berat badan ke kaki depan. Pinggul dan bahu berputar ke arah lemparan. Lengan yang memegang peluru didorong ke depan dengan cepat dan kuat, disertai gerakan mendorong dari kaki belakang. Lepaskan peluru pada sudut optimal (sekitar 40-45 derajat) untuk mencapai jarak lemparan yang maksimal.

Tindak Lanjut (Follow Through)
Setelah melepaskan peluru, lengan tetap bergerak mengikuti arah lemparan. Kaki belakang diayunkan ke depan untuk menjaga keseimbangan dan mencegah pelanggaran keluar dari lingkaran lempar. Keunggulan dan Kekurangan Gaya Kuno

Keunggulan:

  • Lebih mudah dipelajari dan diajarkan, terutama untuk pemula.
    Meminimalisir risiko cedera yang mungkin terjadi pada teknik yang lebih kompleks.
    Teknik yang lebih alami dan sederhana.

Kekurangan:

Kurang efisien dalam menghasilkan jarak lemparan maksimal dibandingkan teknik modern. Tidak memanfaatkan rotasi tubuh secara optimal, yang penting untuk meningkatkan kekuatan lemparan.

Perbedaan dengan Teknik Modern

Dalam gaya modern seperti gaya O'Brien, atlet memulai dengan membelakangi arah lemparan dan menggunakan gerakan putaran atau dorongan yang lebih kompleks untuk menghasilkan kekuatan yang lebih besar. Teknik modern lebih efektif dalam menghasilkan jarak lemparan yang lebih jauh namun membutuhkan
lebih banyak latihan dan koordinasi.

Tolak peluru terbuat dari

Tolak peluru adalah olahraga yang menggunakan bola berat yang dilempar sejauh mungkin dari
lingkaran yang ditentukan. Bola ini disebut "peluru" dan terbuat dari berbagai bahan yang dipilih berdasarkan aturan kompetisi, kebutuhan atlet, dan kondisi latihan. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang bahan yang digunakan untuk membuat peluru dalam olahraga tolak peluru:

1. Bahan Peluru untuk Kompetisi

Besi Cor (Cast Iron): Banyak peluru kompetisi terbuat dari besi cor karena kekuatannya dan kemampuan untuk dihasilkan dalam bentuk yang presisi. Besi cor adalah bahan yang umum karena tahan lama dan dapat diproduksi dengan massa yang sangat tepat. Baja (Steel): Peluru dari baja lebih tahan lama dan biasanya digunakan dalam kompetisi tingkat tinggi. Baja memungkinkan pembuatan peluru yang lebih kecil dengan berat yang sama, yang bisa mengurangi hambatan udara dan meningkatkan jarak lemparan.

Kuningan (Brass): Kuningan adalah bahan lain yang kadang digunakan karena ketahanannya terhadap korosi dan kemampuan untuk dihasilkan dalam bentuk yang presisi. Campuran Logam (Alloy): Beberapa peluru terbuat dari campuran logam khusus yang dirancang untuk
memberikan berat dan kekuatan yang optimal sambil mempertahankan ukuran yang sesuai.

2. Bahan Peluru untuk Latihan

Karet (Rubber): Peluru karet sering digunakan untuk latihan karena lebih aman dan mengurangi risiko cedera jika terjadi kesalahan dalam melempar. Karet juga lebih tahan terhadap kerusakan saat jatuh di permukaan keras.
Bahan Komposit (Composite Materials): Peluru yang terbuat dari bahan komposit, seperti campuran plastik dan serat, juga digunakan dalam latihan. Ini memberikan fleksibilitas dalam berat dan ukuran, serta ketahanan yang baik.

3. Spesifikasi Berat dan Ukuran Peluru

Untuk Pria: Peluru kompetisi untuk pria dewasa biasanya memiliki berat 7.26 kg (16 pon) dengan diameter sekitar 110-130 mm. Untuk Wanita: Peluru kompetisi untuk wanita dewasa biasanya memiliki berat 4 kg (8.8 pon) dengan
diameter sekitar 95-110 mm. Untuk Kategori Usia Lainnya: Peluru dengan berat yang lebih ringan digunakan untuk kategori usia muda atau kelas master, disesuaikan dengan aturan kompetisi yang berlaku.

4. Regulasi dan Standar

Federasi Atletik Internasional (World Athletics) menetapkan standar ketat untuk ukuran, berat, dan bahan peluru yang digunakan dalam kompetisi resmi. Peluru harus memenuhi kriteria tertentu untuk memastikan keadilan dan konsistensi dalam kompetisi.

Demikianlah teman-teman pembaca semoga topik tentang Tolak Peluru, semoga bermanfaat dan jangan lupa di share ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *