Pengantar Metafisika – Nama Metafisika diungkapkan pertama kali oleh Andronicus dari Rhodes yang mana ia berusaha menjelaskan karya Aristoteles “Filsafat Pertama”. “Fillsafat Pertama” Aristoteles ditulis setelah bukunya Physics.
Metafisika juga disebut ontologi yang mana terminus tersebut diungkapkan oleh Chrisitan Wolff. Disebut Metafisika karena ilmu tersebut melampaui persoalan indrawi dan fisik.
Melampaui indrawi dan fisik bukan berarti bahwa Metafisika adalah ilmu supernatural atau goib yang menolak penjelasan rasionalitas.
Justru Metafisika mengandalkan rasionalitas dalam penyelidikannya karena Metafisika bergulat dengan realitas-ada sebagai yang umum. Metafisika adalah studi tentang ada dan aspek-aspeknya.
Maka, Metafisika memiliki subyeknya yaitu ada sebagai hal yang umum bagi segala hal. Itu berarti bahwa Metafisika tidak berurusan dengan kelas-kelas ada tertentu tetapi Metafisika menguji dan menyelidiki segala sesuatu yang ada (ens commune) dan propertinya yang real.
Lantas, ketika kita berbicara tentang ada di dalam koridor metafisik, kita berbicara tentang ada yang diaplikasikan ke setiap ada yang real, bukan ada yang khusus maupun partikular.
Tidak mengherankan kalau pertanyaan besar Metafisika adalah apa itu realitas, apa itu ada dan segala aspeknya, apa itu penyebab ada.
Sementara ilmu-ilmu lain mempertanyakan ada secara khusus, misalnya fisikawan mempertanyakan apa itu gerak; apakah atom memiliki kecepatan dan seterusnya.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan ilmu-ilmu misalnya ilmu empiris bukanlah memahami realitas melalui causa-causa tetapi penjelasan ilmiah akan fenomena yang dapat diobservasi dan dibuktikan di dalam natura.
Karena bagian dari hidup manusia yang sehari-hari, Metafisika tidak mengajarkan hal-hal yang baru tetapi Metafisika memberikan kesadaran apa yang telah menjadi implisit di dalam setiap afermasi kita; membuka kesadaran akan apa yang telah kita ketahui dalam cara yang definitif.
Ketika seorang Metafisikawan bergulat dengan prinsip ada dan causalitasnya, maka ia bekerja dengan pergulatan yang tidak berbeda dengan orang-orang biasa-awam karena Metafisika adalah hal-hal fundamental dari kehidupan sehari-hari.
Sebabnya, gagasan ada melingkupi pengalaman sehari-hari dan juga pengetahuan ilmiah. Jadi amat penting mengetahui dengan jernih akan apa kita pikirkan, akan apa yang kita nilai, akan apa yang kita afirmasi ataupun kita sangkal, akan konsep-konsep yang kita buat secara efektif.
Secara natural manusia tentu akan bertanya tentang realitas hidupnya. Dia terheran-heran akan segala yang ada sehingga mendorong dirinya untuk mencari penjelasan.
Dengan akal budinya dia berusaha menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menjadi pergumulannya. Kenyataan ini mau mengatakan bahwa setiap manusia secara kodrati menghasratkan pengetahuan.
Di tengah hasrat akan pengetahuan, sebenarnya dalam diri manusia juga sudah terdapat pengetahuan oleh karena kodratnya sebagai manusia: suatu pengetahuan yang terpatri di dalam kodratnya yang disebut dengan pre pengetahuan atau pengetahuan spontan manusia.
Buktinya manusia tahu apa itu yang baik dan yang buruk, apa itu mengasuh anak apa itu menelantarkan anak, apa itu kebenaran, apa itu cinta, apa itu benci, apa itu ada bahkan penyebab segala sesuatu yang ada yaitu Tuhan secara natural.
Sementara Metafisika adalah ilmu yang menyelidiki realitas, ilmu yang mempelajari ada dan mencari penyebab segala yang ada.
Melihat pengertian Metafisika yang demikian berarti bahwa Metafisika sudah ada di dalam diri manusia -baca Metafisika natural. Jadi Metafisika sebenarnya suatu hal yang natural bagi semua manusia.
Pengantar metafisika adalah
Metafisika adalah salah satu cabang filsafat yang berusaha mencaari hakikat dari segala yang ada. Kajian metafisika adalah kajian yang bersifat mengatasi pengalaman inderawi yang antara lain bersifat individual.
Metafisika bertugas mencari kedudukan yang individual itu dalam konteks keseluruhan. Tujuan utama kajian metafisika adalah pemahaman mengenai struktur dasar dan prinsip-prinsip realitas.
Dengan pemahaman dan pandangan filsafat yang beragam, pemahaman metafisika dapat menjadi sesuatu yang khusus, yang umumnya mencakup pembahasan yang kaya.
Ilmu yang mempelajari realitas dan eksistensi disebut metafisika, diambil dari kumpulan buku karangan Aristoteles yang menanyakan apa yang ada, apa penyebab pertama, dan apa yang berubah.
Ia mempelajari siapa diri kita dan apa tujuan kita, mencari pengetahuan tentang segala sesuatu mulai dari sifat seluruh alam semesta hingga pikiran manusia.
Metafisika merupakan suatu usaha mengatasi dunia fisik. Heideger menyatakan bahwa pencarian filosofis tidak lain merupakan usaha mencari apa yang ada di belakang yang fisik (meta ta physica).
Lebih dari itu, metafisika memenuhi kebutuhan dasar intelektual manusia, yakni keinginan untuk meraih pengertian tentang kesatuan alam raya dalam keanekaannya.
Melalui kajian metafisika terhadap berbagai budaya di Nusantara ini, pembaca akan diajak untuk berpetualang menelusuri pandangan-pandangan yang ada di Nusantara ini tentang hakikat kehidupan dan kesatuan alam raya.
Itulah informasi yang bisa kami bagikan, semoga informasi yang kami bagikan ini bermanfaat untuk kalian semua dan terima kasih telah membaca.