Tujuan Strategi Kompensasi<\/b><\/p>\n

Strategi kompensasi dilakukan tidak hanya sebagai imbal balik kerja karyawan saja, tapi terdapat tujuan lain yang lebih strategis seperti:<\/span><\/p>\n

\n
• Memberikan penghargaan kepada karyawan yang telah bekerja dengan baik.<\/strong><\/li>\n<\/ul>\n

  Ketika mencapai tujuan tertentu, karyawan tentu akan sangat senang jika diberi penghargaan berupa kompensasi. Ini membuat karyawan merasa dihargai oleh perusahaan dan meningkatkan motivasi bekerja.<\/span><\/p>\n

  \n
  • Mendefinisikan nilai perusahaan.<\/strong><\/li>\n<\/ul>\n

    Jika perusahaan memiliki nilai tertentu, hal ini dapat dituangkan dalam skema kompensasi. Misalnya, perusahaan sangat memperhatikan kesehatan karyawannya, maka perusahaan memberikan asuransi kesehatan tambahan.<\/span><\/p>\n

    \n
    • Meningkatkan reputasi perusahaan.<\/strong><\/li>\n<\/ul>\n

      Pemberian kompensasi yang transparan dan sesuai nilai perusahaan maka hal ini bisa meningkatkan reputasi dari perusahaan tersebut.<\/span><\/p>\n

      \n
      • Menarik kandidat karyawan baru yang bertalenta.<\/strong><\/li>\n<\/ul>\n

        Jika reputasi perusahaan baik karena memberikan kompensasi yang baik pula, maka hal ini bisa menarik kandidat yang memiliki talenta sesuai kebutuhan perusahaan.<\/span><\/p>\n

        Komponen Utama Strategi Kompensasi di Suatu Perusahaan<\/b><\/h2>\n

        Terdapat 4 komponen utama dalam strategi kompensasi untuk karyawan. Komponen ini akan membantu Anda membuat strategi jitu kompensasi perusahaan.<\/span><\/p>\n

        \n
        • Upah pokok<\/strong><\/li>\n<\/ul>\n

          Upah pokok adalah penghasilan utama dari pekerjaan yang dilakukan karyawan. Nilai ini biasanya disepakati saat proses rekrutmen berlangsung.\u00a0<\/span><\/p>\n

          Upah pokok merupakan salah satu hal penting dalam kompensasi karena akan menjadi dasar perhitungan pajak, asuransi, BPJS, dan sebagainya.<\/span><\/p>\n

          \n
          • Insentif<\/strong><\/li>\n<\/ul>\n

            Insentif biasanya diberikan jika karyawan mendapat pencapaian tertentu diluar pekerjaan utamanya seperti insentif program referal, bonus, pembagian keuntungan, pemberian saham, dan sebagainya.<\/span><\/p>\n

            \n
            • Benefit karyawan<\/strong><\/li>\n<\/ul>\n

              Benefit karyawan diberikan kepada karyawan sebagai keuntungan diluar upah utamanya. Hal ini bisa berupa asuransi kesehatan, dana pensiun, kendaraan dari perusahaan, fasilitas telepon, atau keanggotaan pusat kebugaran.<\/span><\/p>\n

              \n
              • Cuti<\/strong><\/li>\n<\/ul>\n

                Beberapa perusahaan juga menetapkan cuti khusus sebagai kompensasinya. Misalnya cuti besar yang waktunya beberapa bulan atau tambahan cuti khusus.<\/span><\/p>\n

                Tentu saja dalam membuat strategi kompensasi perusahaan, Anda dapat mempertimbangkan 4 hal diatas. Dengan strategi yang tepat, maka Anda sekaligus ikut membantu mencapai tujuan perusahaan.<\/span><\/p>\n

                Nah itulah informasi yang bisa kami bagikan mengenai <\/span>Strategi Kompensasi<\/b>, semoga informasi yang kami bagikan ini bermanfaat untuk kalian semua dan terima kasih telah membaca.\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0\u00a0<\/span><\/p>\n

                \u00a0<\/span><\/p>\n

                 <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

                Strategi kompensasi karyawan adalah rencana menentukan imbalan atau benefit dan gaji karyawan agar sejalan dengan tujuan perusahaan. Strategi kompensasi diperlukan untuk merekrut dan mempertahankan orang-orang yang memiliki keterampilan, kompetensi, dan sikap yang sesuai untuk menjalankan tugasnya. Strategi kompensasi karyawan adalah rencana menentukan imbalan atau benefit dan gaji karyawan agar sejalan dengan tujuan perusahaan.\u00a0 Strategi kompensasi […]<\/p>\n","protected":false},"author":2,"featured_media":51363,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8678,8677],"tags":[],"class_list":["post-51362","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-informasi","category-pengetahuan"],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/www.akreditasi.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/51362","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/www.akreditasi.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/www.akreditasi.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.akreditasi.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/2"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.akreditasi.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=51362"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/www.akreditasi.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/51362\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":51364,"href":"https:\/\/www.akreditasi.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/51362\/revisions\/51364"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/www.akreditasi.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/51363"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/www.akreditasi.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=51362"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.akreditasi.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=51362"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/www.akreditasi.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=51362"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}